News

YOI Selenggarakan Bedah Buku Tentang Manusia Indonesia

JAKARTA – Yayasan Pustaka Obor Indonesia (YOI) menyelenggarakan bedah buku “Tentang Manusia Indonesia. dsb,” karya Toeti Heraty Roosseno, sekaligus peluncuran buku “Krisis Budaya? Oasis Guru Besar Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia,” Kamis, 7/4. Di Gedung YOI, Jl. Plaju No 10, Jakarta Pusat.

Acara yang diadakan oleh Yayasan Pustaka yang berdiri sejak 1979 itu diselenggarakan secara terbatas dengan dihadiri beberapa tokoh nasional, di antara tokoh tersebut adalah Frans Magnis Suseno sebagai audien. Turut hadir pula Kepala Sub Bagian Perpustakaan, Informasi, dan Dokumentasi Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri Moh. Ilham A Hamudy sebagai tamu undangan. Tidak hanya itu, acara juga dihadiri beberapa lembaga kebudayaan yang ada di Jakarta.

Dalam acara tersebut, YOI menunjuk beberapa pembicara yaitu Edi Sedyawati, Tamrin Amal Tomagola, St, Sularto, Riris K. Toha Sarumpaet, dan Toeti Heraty Roosseno.

Buku “Tentang Manusia Indonesia. Dsb” karya Toeti Heraty Roosseno merupakan representasi dari buku sebelumnya “Manusia Indonesia” karya Mochtar Lubis seorang sastrawan dan jurnalis Indonesia. Buku Manusia Indonesia menceritakan sifat-sifat yang melekat pada masyarakat Indonesia yang memiliki 6 buah sifat yaitu munafik atau hipokrit, enggan bertanggung jawab atas perbuatannya, sikap dan perilaku yang feodal, masih percaya pada takhayul, artistik, dan lemah dalam watak dan karakter.

Sebagai pengarang, Toeti Heraty Roosseno mengatakan lahirnya buku Tentang Manusia Indonesia. Dsb tersebut tidak terlepas dari bayang-bayang ceramah Mochtar Lubis 1977 di Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Toety juga menjelaskan mengenai tambahan ‘dsb’ yang menjadi keunikan pada judul tersebut.

“Tambahan ‘dsb’ pun terinspirasi oleh buku yang berjudul “Indonesia Etc,: Exploring The Improbable Nation”  yang ditulis oleh Elizabeth Pisani (Granta, 2004). Mengambil judul Tentang Manusia Indonesia dsb. tersebut terdorong firasat menulis tentang manusia Indonesia sama “improbable”nya, maksudnya kemustahilannya dengan menulis tentang Indonesia,” ujar Toeti. (MSR)

Join The Discussion