Jakarta- Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) terus berupaya memperkuat kebijakan berbasis sains guna mewujudkan pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Dalam rangka memperkuat sinergi tersebut, BSKDN menjalin kolaborasi dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk meningkatkan kualitas perumusan kebijakan berbasis data dan riset ilmiah.
Sejalan dengan itu, Kepala BSKDN Yusharto Huntoyungo menegaskan bahwa tantangan pembangunan yang semakin kompleks memerlukan pendekatan berbasis bukti atau evidence based policy. Kata dia, dengan menggandeng BRIN, pihaknya berupaya mengintegrasikan hasil riset dan inovasi dalam penyusunan strategi pembangunan daerah yang lebih efektif dan efisien.
“Kami sangat berterimakasih atas berbagai masukan dari BRIN, kami harap ke depannya akan bisa saling suport untuk pelaksanaan tugas Kementerian Dalam Negeri, terutama terkait berbagai kajian yang dihasilkan,” ungkap Yusharto dalam audiensinya bersama BRIN di Command Center BSKDN pada Kamis, 30 Januari 2025.
Melalui pendekatan berbasis sains, dirinya berharap kebijakan yang dihasilkan dapat lebih akurat, aplikatif, dan berdampak nyata bagi masyarakat. Hal itu sesuai dengan arahan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian mengenai peningkatan kualitas layanan publik melalui penguatan kebijakan berbasis data.
“Kami telah menerima arahan dari Pak Menteri di antaranya mengenai layanan-layanan apa saja yang perlu ditingkatkan. Ada dua hal yang menjadi perhatian Bapak Menteri yakni peningkatan layanan publik dan perbaikan demokrasi. Itu yang akan menjadi fokus kita ke depan,” tegasnya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Kebijakan Pembangunan BRIN Anugerah Widiyanto menyambut baik kerja sama ini dan menekankan pentingnya sinergisitas antara lembaga riset dengan pemerintah dalam menciptakan kebijakan yang inovatif dan berkelanjutan. Dia juga menyarankan agar BSKDN tidak menutup kemungkinan kolaborasi dengan periset dari negara lain atau lembaga riset internasional. Upaya ini dilakukan guna memperkuat perkembangan riset di Indonesia.
“Kolaborasi internasional juga sangat ditonjolkan di BRIN, karena kami sangat menyadari bahwa perkara riset klaim kerjanya internasional. (Artinya) kita tidak bisa mengklaim hasil riset