Dikutip dari kumparan.com, Menteri Riset, Teknologi dan Kepala Badan Riset Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro menemui Wakil Presiden Ma’ruf Amin. Bambang, dalam pertemuan itu diminta menambah fasilitas Iradiator Gamma Merah Putih (IGMP) di sejumlah wilayah RI.
IGMP merupakan fasilitas untuk proses pengawetan bahan makanan yang dimiliki Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan). Fasilitas itu saat ini baru ada di kawasan Puspitek, Serpong.
Fasilitas iradiator ini mampu memancarkan sinar radiasi gamma yang dapat dimanfaatkan untuk pengawetan bahan makanan, bahan obat serta sterilisasi alat kesehatan.
Fasilitas ini merupakan hasil kerja sama antara Batan dengan pihak Izotop Hongaria. Kini fasilitas itu sudah beroperasi sejak diresmikan November 2017 lalu.
“Wapres meminta saya agar mendorong BATAN untuk menambah peralatan iradiator gamma ini di berbagai tempat di Indonesia, terutama di daerah yang menghasilkan produk pertanian dan perikanan sehingga mereka bisa menjaga daya tahan dari produk mereka,” kata Bambang di Kantor Wapres, Jakarta, Senin (20/1).
Wapres mencontohkan makanan khas kampung halamannya, Banten, yakni sate bandeng. Produk itu diketahui mempunyai daya tahan yang amat singkat sehingga perlu dimasukkan dalam fasilitas ini agar produk bisa tahan lebih lama.
“Tadi Pak Wapres mencontohkan ada produk sate bandeng di Banten yang daya tahannya cuma 3 hari, kan sayang sekali. Kalau 3 hari belum sempat laku atau belum sempat disampaikan kepada pembeli sudah keburu busuk, nah ini yang ingin diperbaiki,” jelasnya.
Bambang mengaku sudah menginstruksikan BATAN untuk mengembangkan fasilitas Iradiator Gamma. Wapres berharap fasilitas ini dikembangkan lebih banyak.
“Sebenarnya saya sudah sampaikan ke BATAN beberapa waktu lalu agar iradiator gamma ini dikembangkan, saya juga mendorong mereka tidak harus bergantung kepada APBN,” kata Bambang.
“Tetapi bisa bekerja sama langsung dengan Pemda atau dengan skema KPBU. Karena prospek bisnis dengan iradiator gamma ini sangat bagus,” lanjut Bambang.
Fasilitas itu rencananya bakal disebar di beberapa tempat seperti pelabuhan. Penempatan fasilitas ke pelabuhan ini dianggap perlu untuk membuat produk-produk khususnya makanan bisa lebih awet sebelum diekspor.
“Barang-barang dari produsen pasti kan dibawanya ke pelabuhan, apakah untuk dijual ke tempat lain apakah ekspor. Jadi sebelum dijual atau diekspor tadi, mereka dimasukkan