Saat ini produk herbal dalam bentuk jamu kemasan semakin banyak bermunculan. Namun, tak semua produk jamu berkhasiat.
Pasalnya, ada beberapa produk jamu yang mengandung bahan kimia berbahaya. Untuk mencegah maraknya produk jamu mengandung bahan kimia berbahaya, perlu ada penelitian yang lebih intensif. Mulai dari bahan, hingga sistem pembuatan jamu kemasan.
“Jamu perlu dipopulerkan melalui uji klinis sehingga khasiat jamu bisa dibuktikan secara ilmiah,” ujar Direktur PT Sido Muncul Irwan Hidayat saat menjadi pembicara di Seminar Manfaat Obat Herbal Menuju Indonesia Sehat di Universitas Udayana, Minggu (23/7) kemarin.
Sebagai produsen jamu, kata Irwan, Sido Muncul telah melakukan penelitian untuk membuktikan khasiat jamu dengan melibatkan perguruan tinggi.
Salah satunya dengan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana (Unud). “Sekarang kami lagi meneliti bahan-bahan alami untuk mengatasi penyakit prostat,” katanya.
Sido Muncul sendiri berkomitmen memperkenalkan obat-obatan herbal dengan menonjolkan khasiat yang terkandung di dalamnya.
“Bisa menjadi obat, kalau tidak bisa dijadikan pendamping obat-obatan kimia,” tuturnya. Yang menarik, Sido Muncul membuka diri jika ada mahasiswa Fakultas Farmasi Unud yang ingin magang di perusahaannya.
“Kami memiliki pengalaman, dan akademisi bisa membantu dalam hal penelitian sehingga khasiat jamu bisa teruji secara ilmiah,” tutur Irwan.
Dekan Fakultas Kedokteran Prof Dr dr Putu Astawa SpOT(K) Mkes mengatakan, jamu memang sudah ada sejak dulu. Ia mengakui jamu ini merupakan obat herbal yang sangat baik bagi kesehatan.
“Jamu itu baik, tapi pembuatannya harus tetap melalui uji klinis agar saat dikonsumsi tidak berakibat pada kesehatan pasien,” pungkasnya. (IFR/Jawa Pos)