JAKARTA – Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengungkapkan, sekira 92% bahan untuk farmasi di Indonesia merupakan hasil impor, sehingga diperlukan riset agar hal tersebut ditanggulangi antara lain dengan memanfaatkan alam dan biodiversitas melimpah ruah di Indonesia.
“Kita harus kembangkan terus riset produk alami dan biodiversitas sehingga tidak hanya berhenti menjadi penelitian di perpustakaan. Saya berharap dengan seminar ini dapat dihasilkan inovasi baru atau produk baru yang dapat menangani beberapa masalah di bidang farmasi. Saya ingin Unair juga berperan penting lahirkan inovasi baru di bidang itu,” tutur Nasir saat mengunjungi Universitas Airlangga (Unair) dalam membuka acara Bromo Conference: Symposium On Natural Products & Biodiversity, di Gedung Rektorat Kampus Unair, Rabu (11/7/2018).
Misalnya saja seperti inovasi yang ditinjau oleh Nasir dalam kunjungannya ke Unair. Di sana, dia mendatangi fasilitas industri stem cell dan produk metabolit stem cell milik Unair, yang berada di gedung lembaga penyakit tropis . Bahkan dalam kesempatan tersebut, dia memuji inovasi yang dilakukan oleh kampus yang berbasis di Surabaya tersebut.
“Penting sekali perubahan mindset dalam ilmu pengetahuan. Biasanya orang ketika merasa sudah punya ilmu, akan menutup pikiran (close mind), apabila ada ilmu baru akan menutup diri (closes), dan ketiga akan tidak mengembangkan (willing close). Oleh karena itu harus diubah sekarang menjadi open mind. Artinya, pengembangan ilmu pengetahuan itu tidak boleh berhenti begitu saja, harus dikembangkan terus, teliti ilmu-ilmu baru agar inovatif, terutama bidang stem cell,” jelasnya
Nasir menambahkan, dengan teaching industry ini, industri bisa terlibat dalam riset bersama-sama saat scale up, yaitu TRL 6 menuju 7 dan 8. Jadi sama-sama saling support, antara peneliti dan industri. Diperlukan tenant untuk para user supaya terhubung dengan para peneliti.
Lebih lanjut, dia menjelaskan jika selama ini masih ada peraturan yang saling berbenturan untuk masalah penelitian di bidang farmasi seperti stem cell. Namun, dia mengaku sudah mengusulkan kepada Presiden untuk menerbitkan Perppu agar peraturan tersebut dijadikan satu sehingga produk farmasi hasil riset dan inovasi di perguruan tinggi tidak terhambat peraturan yang bertabrakan dengan lembaga lain.
“Saya sedang usulkan, mudah-mudahan ketika disetujui nanti, maka riset dan inovasi kita akan semakin berkembang,” kata dia.
Terakhir dia percaya, jika produk tersebut akan banyak membantu meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia dan diminati oleh masyarakat. Produk tersebut menurutnya memang diteliti karena sesuai dengan keadaan tubuh orang Indonesia. Menariknya, dengan metabolit stem cell dapat membuat kulit lebih awet muda.
Sebagai informasi, produk metabolit stem cell dari Unair memiliki molekul kecil yang mampu melintasi membran sel dan mencapai lokasi intraselular dengan cepat.
Lebih tepatnya, molekul dengan growth factors yang menstimulasi endogenous stem cell untuk berproliferasi dan berdiferensiasi. Stem cell tersebut juga memiliki formula anti aging yang efektif dan efisien menghambat proses penuaan sel dengan menghambat inflamasi, menimbulkan respon imun, dan anti-apoptosis.
Sementara itu, jadwal akhir kunjungan, Nasir juga meresmikan Rumah Sakit Hewan Pendidikan (RSHP) Unair.