News

Tugas Berat Perpustakaan di Tengah Tren Menurunnya Minat Baca

JAKARTA – Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando mengatakan bahwa peran perpustakaan di sebuah negara sangatlah penting. Ia menilai perpustakaan merupakan sebuah institusi yang berperan melestarikan kebudayaan dan ilmu pengetahuan yang membimbing perkembangan sebuah negara.

“Kata kuncinya adalah apabila kamu ingin mengetahui dan ingin melihat perkembangan ilmu pengetahuan serta terknologi di suatu negara maka lihatlah perpustakaannya. Apa yang dihasilkan oleh generasi-generasinya, ada di sana,” ujar Muhammad

Ia mengatakan, karena menjadi cerminan generasi bangsa, maka Perpustakaan Nasional memiliki tantangan tersendiri. Terlebih, di tengah tren menurunnya minat baca saat ini.

“Sebuah tantangan bagi kami bahwa di seluruh dunia ada tren penurunan minat baca masyarakat dan beralih kepada media sosial,” kata dia.

Hal itu dipertegas berdasarkan hasil riset yang dilakukan pihaknya. Ia mengatakan, berdasarkan hasil statistik disebutkan bahwa dari 88,1 juta jiwa penduduk Indonesia yang terkoneksi dengan internet itu 40 persen di antaranya digunakan untuk main game. “Sedangkan 10 persen untuk tools, dan 8 persen untuk penunjang aktifitas,” kata dia.

Kemudian, 5 persen untuk musik dan sekitar 3 persen untuk media sosial lainnya. Dari semua itu, lanjut Muhammad, ternyata hanya 2 persen yang menggunakan internet untuk mengakses sumber-sumber ilmu pengetahuan teknologi berbasis buku.

Hal ini tentu sangat disayangkan. Pasalnya, kecanggihan perangkat pendukung manusia beraktifitas ternyata tak diiringi kebiasaan manusia mengakses sumber-sumber informasi dan ilmu pengetahuan.

Ia melanjutkan, bagi perpustakaan sendiri hal ini menjadi sebuah tantangan tambahan. Karena peran perpustakaan berkaitan dengan menumbuhkan minat membaca. Meskipun demikian, berbagai program sudah dijalankan dan terus dikembangkan.

Jika sebelumnya sudah banyak disediakan mobil perpustakan keliling yang bertugas di seluruh wilayah di Indonesia. Hingga saat ini, kata Muhammad, juga sudah dibentuk 500 kelembagaan perpustakaan yang tersebar di seluruh kabupaten kota.

“Ini suatu hal yang sangat mengembirakan karena di samping perpustakaan umum, di Kabupaten/Kota, juga ada perputakaan Desa, perpustakaan khusus, dan juga ada perpustakaan perguruan tinggi,” kata dia.

Ke depan, ia berharap, rencana pegembangan perpustakaan sekolah agat lebih baik dapat terwujud.

Kemudian untuk mendukung hal tersebut maka penyediaan sumber daya manusia yang berkualitas, sesuai standar kompetensi pustakawan yang ditetapkan perpustakaan nasional, juga mencukupi. (IFR)

 

Sumber: Kompas.com

 

Join The Discussion