Jakarta, CNN Indonesia — PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) mulai menyongsong mobil rendah emisi untuk diproduksi di Indonesia di antaranya hybrid, plug-in hybrid atau yang murni listrik.
TMMIN kian sadar bahwa mesin konvensional tidak selamanya menjadi bagian kendaraan dan akan tergantikan dengan penggerak lain yang lebih ramah lingkungan.
Bahkan ada rumor pemerintah Indonesia akan menghilangkan mesin bensin atau diesel pada tahun 2030-2040. Ini selaras dengan rencana Inggris pada tahun lalu. Mengenai keputusan tersebut sekaligus menandai era baru teknologi rendah emisi di industri otomotif.
Presiden Direktur PT TMMIN Warih Andang Tjahjono mengatakan ada empat pilar yang akan menyukseskan mobil ramah listrik di Indonesia, yaitu konsumen atau pengguna, infrastruktur pengisian baterai, regulasi, dan rantai pemasok atau supply chain.
Untuk mencapai ke tahap itu, TMMIN melakukan riset dengan beberapa universitas di Indonesia yakni Universitas Gajah Mada (UGM), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
“Kan ada empat pilar, customer, infrastruktur, regulasi dan supply chain, yang jadi tujuan utama kami dari riset ini yaitu dua yang pertama. Bagaimana memperkenalkan EV (electric vehicle) ke customer, bagaimana kenyataannya infrastruktur itu dipakai untuk EV,” kata Warih, di Jakarta, Jumat (25/5) malam.
Dijelaskan Warih, hasil riset akan direkomendasikan kepada pemerintah, ini sekaligus menjadi kunci kesuksesan mobil-mobil ramah ingkungan seperti hybrid, plug-in hybrid dan murni listrik di dalam negeri.
Tidak menutup kemungkinan, pihak TMMIN akan menyerahkan kendaraan hybrid dan plug-in hybrid Toyota guna memperlancar penelitian. Ini sekaligus melhat kebiasaan konsumen dalam menggunakan mobil listrik.
“Nanti ada milestone-milestone khusus nanti, setelah tiga bulan kita announce risetnya, terus seperti itu, pendidikan harus terus menerus biar masyarakat tahu,” tutup Warih.