JAKARTA – Para peneliti menemukan, kandungan dalam tisu bayi dapat meningkatkan risiko alergi pada anak-anak, seperti halnya alergi makanan yang dapat mengancam jiwa anak. Reaksi kekebalan terhadap produk makanan seperti kacang, telur dan kedelai, juga pada tisu bayi, debu dan paparan makanan.
Dilansir dari laman Nzherald, Senin (9/4/2018), para peneliti percaya bahwa bahan dalam sabun yang ditemukan pada tisu bayi, yang dikenal sebagaisodium laury sulfate, jika terlalu sering digunakan pada bayi, dapat menganggu pelindung lemak pada kulit bayi sehingga menimbulkan alergi.
Beberapa anak, sambung laman itu, memiliki tingkat alergi yang sangat tinggi misalnya alergi kacang-kacangan, kulit mereka pun dapat terpengaruh meskipun hanya dicium oleh saudaranya yang kebetulan tengah memakan kacang.
Sekitar satu dari 13 anak di Amerika Serikat menderita setidaknya satu alergi makanan, menurutFood Allergy Research & Education. Para peneliti menganalisis paparan alergi makanan dan lingkungan pada tikus yang baru lahir dengan mutasi genetik terkait kulit pada bayi manusia.
Ketika bayi pengerat terkena kacang tanah ternyata tidak menyebabkan alergi.
“Kemudian saya berpikir tentang bayi (manusia) apa yang menyebabkan alergi anak, mereka mungkin tidak memakan makanan yang memicu alergi mereka, mereka bisa terkena alergi dari lingkungan seperti debu rumah, maupun selai kacang dari saudaranya yang kebetulan mencium bayi itu atau orang tua yang sedang menyiapkan makanan yang mengandung kacang kemudian menangani bayi,” ujar penulis utama Joan Cook-Mills.
Setelah peneliti menyelidiki lebih lanjut, mereka menemukan bahan sabun yang terkandung dalam tisu bayi juga memicu alergi pada kulit bayi. (IFR/Netralnews.com)
