News

Tingkatkan Riset

KEJELIAN melihat kebutuhan dan persoalan yang dialami masyarakat adalah hal penting yang harus dimiliki seorang peneliti. Selain itu, hasil riset juga harus bermanfaat bagi semua khalayak.

Demikian harapan Prof Dr Rifda Naufalin SP MSi (48), staf pengajar jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Pertanian. Perempuan asli Kota Kretek Kudus tersebut mengaku tidak pernah terbayang untuk menjadi seorang periset.

Namun, kecintaannya terhadap penelitian membuatnya menapaki jalan sebagai Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Jenderal Soedirman yang dilantik baru-baru ini. Memangku tugas tambahan tersebut membuat wanita kelahiran 21 November 1970 ini berkesempatan untuk menggenjot jumlah riset dan penelitian.

Serta mendorong para peneliti Unsoed meningkatkan produktivitasnya. “Target kami harus ada peningkatan jumlah judul proposal penelitian dan pengabdian, hasil penelitian berupa buku monograf, buku ajar, peningkatan publikasi jurnal nasional dan internasionsl serta hak kekayaan intelektual dan teknologi yang siap diterapkan oleh masyarakat dan lingkungan,” katanya, kepada Suara Merdeka melalui aplikasi pesan.

Rifda, karibnya juga meninginkan peningkatan jumlah hasil pengabdian kepada masyarakat berupa buku, artikel populer dan publikasi artikel pengabdian. Jal ini juga diikuti dengan peningkatan jumlah kerjasama pemanfaatan teknologi dan sarana prasarana baik di dalam maupun luar negeri.

Menurut perempuan yang hobi traveling ini, ada tujuh riset unggulan yang menjadi fokus penelitian di Unsoed, yakni pertama biodiversitas tropis dan bioprospeksi, pengelolaan wilayah kelautan, pesisir dan pendalaman, ketiga pangan, gizi dan kesehatan.

Bidang keempat yaitu energi baru dan terbarukan, kelima kewirausahaan koperasi dan UMKM, keenam rekayasa sosial dan pengembangan pedesaan serta ketujuh rekayasa keteknikan. Sebagai peneliti, kepakaran istri dari Aries Pratomo tak perlu diragukan lagi. Dia dikenal sebagai salah satu peneliti yang produktif di Unsoed.

Catatan mentereng sebagai peraih Juara I Inovasi Agroteknologi Indonesia Tahun 2013 dan termasuk satu dari 104 Inovator Indonesia Tahun 2012 untuk penelitiannya tentang pengawet alami kecombrang.

Hingga saat ini Rifda juga tercatat memiliki tiga paten dari hasil riset ini. “Ke depannya, saya harap para dosen dan mahasiswa melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan bidang keahliannya. Mereka juga harus mengembangkan penelitian dengan sumberdaya perdesaan serta kearifan lokal,” ujar ibu dari Muhammad Ashif dan Fitria Najma Hasanah ini.

Sebagai seorang pendidik, dia meminta para mahasiswa untuk selalu jeli melihat persoalan masyarakat. Selain belajar di kampus, mahasiswa juga harus terlibat aktif melihat kondisi masyarakat sehingga membuat solusi atas permasalahannya.

Join The Discussion