Tim Kelitbangan Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi NTT menggelar pemaparan hasil penelitian atas delapan agenda pembangunan di NTT tahun 2013-2018.
Pemaparan hasil penelitian tersebut dikemas dalam seminar yang diadakan di Hotel Silvya, Kupang pada Rabu (10/10/2018).
Delapan agenda pembangunan dimaksud antara lain, pembangunan di bidang Pendidikan Kepemudaan dan olahraga, Infrastruktur, Kesehatan, P3A (TKI) Ekonomi Kerakyatan dan Pariwisata, Kelautan dan Perikanan, Sistem Hukum dan Birokrasi, serta Penanggulangan Kemiskinan.
Yohanes Museng Ola Buluamang, S. Sos, MM, Ketua tim peneliti, yang sekaligus menjadi nara sumber pada kesempatan itu, menjelaskan, penelitian atas delapan agenda pembangunan di tas menggunakan kajian opini publik dan isi media.
Ia menjelaskan, tiga media yang yang teliti isi pemberitaan terkait delapan agenda tersebut adalah Pos Kupang, Timex dan Victory News.
Dikatakannya, pelaksanaan delapan agenda dimaksud mendapat perhatian dalam pemberitaan dalam tiga media di atas.
Yohanes mengatakan, dari hasil penelitian, Agenda pembangunan di bidang Ekonomi Kerakyatan dan Kepariwisataan paling dominan diberitakan.
Sedangkan tema berita yang paling sedikit diberitakan oleh ketiga media di atas adalah bidang Kelautan dan Perikanan.
Ia mengatakan, penggambaran realistas dari ketiga media tentang delapan agenda pembangunan berbeda-beda.
“Penggambaran dari soal agenda pembangunan dimaksud oleh tiga media ini berbeda-beda untuk masing-masing agenda pembangunan,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, penggambaran berita yang negatif terdapat 349 berita, netral 336 berita dan positif 316 berita.
Jumlah ini, kata dia, merupakan akumulasi dari jumlah berita yang dipublikasikan oleh ketiga media tersebut.
Ia mengatakan, pilihan pendapat dan sikap publik lebih menyetujui dan memprioritaskan agenda pembangunan infrastruktur ketimbang ketujuh agenda lainnya.
Selain itu, kurang menyetujui dan memprioritaskan agenda pembangunan P3A (TKI) dan tidak memprioritaskan agenda di bidang kelautan dan perikanan.
Dari hasil penelitian tersebut, kata Yohanes, ada beberapa catatan penting yang harus diperhatikan.
Antara lain, pertama, media diharapkan lebih gencar mempublikasikan dan mengkritisi pelaksaan agenda-agenda pembangunan yang selama ini jarang dipublikasikan.
Kedua, pelaksanaan agenda-agenda pembangunan sebaiknya memperhatikan pemberitaan media terutama fungsi kontrol media dan opini publik yang terbentuk di masyarakat. (IFR/Tribunnews.com)