News

Tiga Orang Mahasiswa Indonesia Paparkan Riset Kelas Dunia di Ajang Arryman Symposium ke-7

Dikutip dari tribunnews.com, Yayasan Beasiswa dan Dukungan Penelitian Indonesia atau Indonesian Scholarship and Research Support Foundation (ISRSF) mengadakan Arryman Symposium yang ke-7 dengan dihadiri sejumlah pihak seperti Pemerhati politik, pengusaha, mahasiswa, akademisi dan peneliti di Gedung Sequis Center, Jakarta Selatan, Jumat (21/6/2019).

Kegiatan yang diadakan rutin setiap tahun ini merupakan ajang untuk memaparkan hasil riset dan kerja keras Arryman Fellows yang telah belajar selama satu tahun di Northwestern University, USA.

Untuk tahun 2019 ini ada sebanyak tiga orang mahasiswa doktoral yang memberikan pemaparan hasil risetnya, yakni Febi Rizki Ramadhan dengan makalah berjudul “The Conspicuous Face of Punishment: Spectatorship and Public Governance in Public Caning in Aceh, Indonesia” (Hukum Cambuk di Aceh).

Kemudian, Atmaezer H. Simanjuntak yang memaparkan makalahnya dengan judul “Making God and the Devil: Commodity Fetishism and Capitalist Desire in a West Kalimantan Palm Oil Plantation”.

Eunike G. Setiadarma dengan makalah berjudul “Cultivating Pembangunan: Rice and the Intellectual History of Agricultural Development in Indonesia, 1945 – 65.

Ketua dari pendiri yayasan ISRSF sekaligus yang bertanggung jawab untuk program Arryman di Northwestern University, Jeffrey Winters menyampaikan, program ini diharapkan dapat memberikan pembaharuan untuk Indonesia dalam kurun waktu satu dekade kedepan.

“Karena harapannya para Arryman Scholars akan memberikan pemikiran dan ilmunya baik secara langsung maupun melalui mahasiswa yang dibimbingnya, sehingga proses perubahan ini dapat terus bergulir,” ungkapnya.

Jefri juga mengatakan, pihaknya ingin agar para mahasiswa yang telah berhasil meraih gelar S3 dari program Arryman Schoolar ini nantinya akan dapat konsisten mendedikasikan diri mereka pada dunia pendidikan sehingga bisa mengangkat intelektual bangsa Indonesia di mata internasional.

“Ketika mereka kembali, lalu akan disatukan dalam instansi pendidikan tinggi terbaik di Indonesia untuk membangun ekosistem akademis, artinya produktifitas intelektual yang tinggi dan juga akan bersama ilmuwan sosial serta para profesor lainnya,” kata Jefri.

Proses seleksi untuk bisa ikut program Arryman Schoolar menurut Jefri tidaklah mudah bahkan tergolong berat.

Tetapi ketatnya perekrutan itu tidak membuat minat terhadap program ini menjadi rendah karena sejak dimulai pada tahun 2012 silam tercatat tidak kurang dari 600 pelamar yang mendaftarkan diri.

“Sejak dimulai tahun 2012, tidak kurang dari 600 orang yang melamar untuk seleksi program Arryman Schoolar. Padahal dari sekian banyaknya pelamar, kami hanya memilih empat orang setiap tahun,” terangnya.

Adapun kriteria yang ditetapkan ISRSF dalam memilih peserta program di antaranya kemampuan intelektual, kemudian komitmen untuk menjadi akademis yang memiliki kualitas terbaik, karena kami mau mencari orang yang bisa membangun teori baru di semua bidang akademis dan tidak meninggalkan dunia akademis.

Saat ini ISRSF telah mengirimkan 24 Mahasiswa/I Indonesia untuk melanjutkan pendidikan Doktoral mereka di Northwestern University, USA yang masuk dalam 15 universitas terbaik di dunia.

Hasil riset dan pemikiran mereka diakui dan sering diundang di berbagai konferensi di Eropa, America, Asia, beberapa penghargaan juga dicapai oleh anak Indonesia yang sering menyebut dirinya The Arryman.

Dewi Puspasari, Executive Director mengatakan, tahun ini angkatan pertama yang telah menyelesaikan 7 tahun masa belajar di USA akan pulang ke Indonesia dan mulai menulis untuk Post-Doctoral.

“Oleh karenanya di tahun ini untuk lima tahun ke depan ISRSF akan memasuki phase pendirian School of Public Policy and Social Science,” ucapnya.

Dewi menambahkan, secara jumlah penerima Beasiswa mungkin masih dirasakan sedikit disbanding Yayasan lain, tetapi membanggakan untuk melihat Kesuksesan Putra/I Indonesia yang dibiayai oleh Perusahaan Asli Indonesia dengan tujuan memajukan Indonesia di masa yang akan datang.

 

Join The Discussion