News

Syngenta Indonesia Remajakan Stasiun Riset R&D di Cikampek

KARAWANG – Syngenta Indonesia melakukan investasi teknologi berupa pengembangan fasilitas riset dan pengembangan.

Investasi tersebut dilakukan dalam bentuk peremajaan stasiun riset R&D Syngenta di Cikampek, Jawa Barat.

Teknologi APIRO mulai dikembangkan sejak tahun 2011.

“Peremajaan tersebut mencakup aspek peningkatan standard K3, penguatan fasilitas laboratorium, dan investasi alat aplikasi semprot terbaru dengan teknologi yang lebih presisi,” kata ASEAN Territory Head Syngenta, Alex Berskovskiy di Cikampek, Jawa Barat, Kamis (15/3/2018).

Alex mengatakan, investasi di Indonesia berupa  peremajaan stasiun riset dan peluncuran teknologi perlindungan tanaman baru merupakan bukti konkret komitmen kami untuk pengembangan pertanian di Indonesia.

“Kami sangat bangga dapat berkontribusi bagi petani Indonesia dengan merilis APIRO sehingga mereka dapat mencapai hasil yang lebih baik,” katanya.

APIRO merupakan investasi yang cukup signifikan pada teknologi perlindungan tanaman yang dikucurkan oleh Syngenta Indonesia untuk pertumbuhan pertanian tanaman padi di Indonesia.

“Diperlukan investasi sebesar 200-300 juta dolar AS untuk pengembangan sebuah teknologi perlindungan tanaman mulai dari fase pengembangan hingga diluncurkan ke pasar,” katanya.

APIRO memiliki dua cara kerja dari kombinasi dua bahan aktif Pyriftalid dan Bensulfuron yang efektif mengendalikan berbagai jenis gulma bandel seperti rumput-rumputan, teki-tekian, dan gulma daun lebar.

Teknologi ini memiliki metode aplikasi yang cukup fleksibel yaitu dipercik atau disemprot yang diserap oleh tanaman melalui akar dan daun serta aman terhadap tanaman utama.

“Teknologi APIRO dikembangkan untuk mengendalikan gulma yang bandel sehingga dapat menekan potensi kehilangan hasil produksi padi sampai dengan 30-40persen,” kata Parveen. (TRIBUNNEWS.COM)

Join The Discussion