News

Spesies Gajah Baru Akhirnya Kembali Ditemukan Peneliti di Afrika, Lihat Perbedaanya

Para peneliti akhirnya berhasil menemukan kembali spesies gajah baru. Gajah ini masih hidup dan aktif.

Spesies gajah baru tersebut ditemukan saat melakukan penelitian genom gajah terlengkap di dunia.

Ternyata, ada dua jenis gajah Afrika, yakni yang hidup di hutan dan yang hidup di padang rumput.

Sebelumnya, kedua spesies ini dikira spesies yang sama, walaupun mereka telah hidup terpisah satu sama lain selama setengah juta tahun.

Dengan pemisahan ini, kini dunia memiliki total tiga spesies gajah, termasuk gajah Asia.

Untuk menemukan hal ini, para peneliti mengurutkan genom dari tujuh spesies gajah dan mastodon.

Ketujuhnya adalah dua gajah Afrika yang hidup di padang rumput, dua yang hidup di hutan, dua gajah Asia, dua gajah bergading lurus yang telah punah, empat mammoth berbulu yang hidup di Amerika Utara dan Siberia yang juga sudah punah, satu mammoth Kolombia, dan dua mastodon Amerika.

Mastodon memang bukan gajah, tetapi ia adalah sepupu gajah yang sudah punah.

Selain menemukan perbedaan mendasar antara gajah padang rumput dan gajah hutan Afrika, para peneliti juga menemukan banyak pertukaran gen antara spesies-spesies gajah yang sudah punah.

Namun, kebiasaan ini sudah tidak dilakukan oleh gajah masa kini. Gajah bergading lurus yang dulu hidup di Eropa dan Asia, misalnya. Spesies ini ternyata merupakan hibrida dari gajah Afrika kuno, mammoth berbulu, dan gajah hutan Afrika yang masih hidup hingga sekarang.

Lalu, para peneliti juga menemukan bukti perkawinan antara mammoth berbulu dan mammoth Kolombia yang hidup di zaman es. Mereka bertemu di beberapa daerah di Amerika Utara sebagian diselimuti oleh gletser.

Menanggapi temuan-temuan ini, satu peneliti dari Harvard Medical School Eleftheria Palkopoulou mengatakan, saya berharap studi ini bisa menciptakan apresiasi terhadap sejarah evolusi gajah yang kaya dan menekankan pentingnya melindungi tiga spesies gajah yang masih berjalan di planet ini. Dia melanjutkan, mereka berada di bawah risiko kepunahan yang luar biasa dari perburuan liar dan hilangnya habitat.
Hasil penelitian ini telah dipublikasikan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences. (IFR/Tribunnews.com)

Join The Discussion