Sewa rumah, tagihan kartu kredit, dan pinjaman lainnya bisa membuat seseorang sulit untuk menabung, terutama untuk kawula muda. Nah, kini ada satu faktor lagi yang membuat orang lebih sulit menabung: bermain media sosial.
Dikutip dari CNBC, Minggu 18 Maret 2018, sebuah studi baru dari Allianz Life Insurance Company di Amerika Utara, mengatakan media sosial juga bisa membuat orang lebih boros. Tekanan dari kelompok di jejaring sosial membuat orang berlebihan mengeluarkan uangnya.
Studi ini meneliti dampak media sosial terhadap kebiasaan belanja orang Amerika. Ada 90 persen generasi milenial berbelanja karena pengaruh media sosial, sementara generasi X ada 71 persen dan 54 persen generasi.
Sebanyak 60 persen generasi milenial merasakan kehidupannya tidak sesuai dengan di jejaring sosial dan 57 persen lainnya mengaku berbelanja di luar kebutuhan karena media sosial.
Alasannya? mereka takut kehilangan tren, barang, atau experience baru terhadap satu hal.
Tahun 2017, Facebook menghasilkan US$39,9 miliar (Rp548,56 triliun) dari pendapatan iklan. Lalu, Instagram baru saja merilis Instagram Shopping untuk memungkinkan pengguna untuk melihat deskripsi dan harga produk. Ada juga platform jejaring sosial lainnya untuk memfasilitasi transaksi dari situs web atau aplikasi.
“ Bahkan perusahaan akan membayar ratusan atau ribuan dollar agar produk mereka diunggah di media sosial oleh influencer,” tulis Reuters.
Vice President Consumer Insight Allianz, Paul Kelash, mengatakan, generasi milenial harus berhati-hati dengan media sosial karena daya pikatnya untuk mendorong mereka mengeluarkan uangnya lebih banyak.
“ Media sosial bisa memberikan dampak negatif jangka panjang pada keuangan generasi milenial jika tidak berhati-hati,” kata dia. (IFR/dream.co.id)