Jakarta, hasil tes laboratorium Sucofindo menyebutkan, memang terdapat senyawa kimia polyvinyl chloride yang biasa digunakan dalam pembuatan pipa PVC dan kabel listrik pada beras plastik yang dijual di beberapa pasar di Bekasi. Kandungan yang sama pernah ditemukan di kerupuk dan gorengan.
Karenanya, Kepala Bagian Pengujian Laboratorium Sucofindo Adizam Z.N berharap masyarakat lebih berhati-hati dalam mengonsumsi makanan apa pun. Untuk beras, dia menyarankan memeriksa secara lebih teliti sebelum memasak. ”Kalau beras asli itu ada putih-putihnya di dalam, kalau palsu cenderung bersih. Kemudian, kalau beras asli dicuci airnya keruh, sementara beras plastik tetap bening. Bisa juga dibakar, kalau leleh berarti palsu,” paparnya.
Sementara itu, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) juga langsung mengambil langkah antisipatif atas peredaran beras plastik. Mendagri Tjahjo Kumolo mengeluarkan surat edaran untuk gubernur, bupati, dan wali kota se-Indonesia untuk mengawasi peredaran beras di lapangan.
Dalam surat edaran tersebut, para kepala daerah diminta melibatkan dinas terkait untuk mengecek seluruh pasar. Apabila ditemukan beras plastik, mereka harus menelusuri dari mana sumbernya sampai ketemu. Kepala daerah juga diminta bekerja sama dengan kepolisian untuk mengusut peredaran beras plastik itu.
Tjahjo juga sudah menghubungi kepala Badan Intelijen Negara (BIN) dan Kapolri untuk ikut membantu menelusuri siapa orang di balik penyelundupan beras plastik tersebut. ”Ini sudah masuk kategori perbuatan makar kepada negara karena merusak masyarakat yang mengonsumsi,” tegasnya lewat pesan singkat kemarin.
Tjahjo menyatakan, tindakan pelaku sudah sangat berbahaya bagi negara karena yang disasar adalah barang kebutuhan pokok mayoritas penduduk. Dia yakin penyelundup itu tidak sekadar mencari keuntungan. ”Pasti ada agenda terselubung menghancurkan bangsa dan menjatuhkan pemerintahan yang sah yang melindungi masyarakat,” kecamnya.
Sumber :www.jpnn.com