News

Sinta Genjot Eksistensi Peneliti dan Publikasi Ilmiah

JAKARTA – Kemenristek Dikti dan LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) gelar pelatihan verifikator kepada pengelola jurnal Kementerian dan Lembaga pada Senin, (6/8) di Ruang Rapat Besar LIPI Cibinong.

Dalam pelatihan yang dihadiri oleh 31 Kementerian dan Lembaga itu, narasumber dan peserta secara aktif membahas lebih detail bagaimana cara pengelolaan jurnal pada Sinta (Science and Technology Index). Mulai dari konseptual sampai ke hal-hal teknis.

Seperti yang dikatakan Lukman, Kepala Subdirektorat Fasilitasi Jurnal Ilmiah Kemenristek Dikti menjelaskan, mulai per Oktober 2018, seluruh peneliti dan dosen sudah wajib mendaftarkan dirinya di Sinta dan Google Schoolar. “Kalau tidak mendaftar juga, dosen tidak bisa melakukan riset, dan peneliti akan kesulitan untuk naik jabatan,” imbuhnya.

Untuk mendapatkan akun di Sinta, peneliti wajib mendaftarkan diri di Google Scholar dengan cara membuka halaman https://scholar.google.co.id/ lalu pilih halaman masuk, dan isi biodata yang diminta. Namun sebelumnya, pastikan dulu email yang dimasukan untuk mendaftar adalah email instansi yang terdaftar (tidak bisa email gratisan seperti gmail atau yahoo). “Setelah berhasil membuat id Google Scholar, selanjutnya Bapak/Ibu peneliti bisa mendaftar di sinta2.ristekdikti.go.id lalu pilih author login dan klik register,” terangnya.

Setelah melengkapi datanya, barulah Anda telah resmi sebagai peneliti atau dosen yang terdaftar di pengindeks ternama. Dari portal Sinta itulah, segala macam hasil karya, kualitas peneliti juga dapat dipantau.

“Yang jadi masalah kebanyakan adalah masih minimnya publikasi dan sitasi dari hasil penelitian peneliti. Karena trendnya berbeda-beda, kalau Google Schoolar itu yang dilihat bukan seberapa besar karya bapak/ibu, tapi seberapa besar sitasinya. Berbeda dengan scopus, di scopus yang dilihat adalah seberapa banyak naskahnya. Untuk itu bapak/ibu sekalian harus banyak naskah dan sitasinya, karena Sinta ini juga akan menggenjot eksistensi peneliti dan publikasi ilmiah baik dari naskahnya juga dari sitasinya,” tandasnya. (IFR)

Join The Discussion