Dikutip dari suaramerdeka.com, hasil penelitian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) siap dikembangkan PT Solusi Bangun Indonesia. Perusahaan tersebut telah menyiapkan lahan bekas tambang batu kapur seluas 50 hektar di daerah Nambo Jawa Barat dan lahan terbuka hijau (green belt) seluas 40 hektar di kawasan Lulut, Jawa Barat.
Salah satu hasil penelitian Balitbangtan yang dilirik perusahaan yang dulunya bernama PT Holcim Indonesia ini adalah calon varietas unggul baru (VUB) rumput gajah yang memiliki berbagai keunggulan, diantaranya tinggi mencapai dua meter, produktivitas tinggi, tahan kekeringan, serta kandungan protein mencapai 16% atau meningkat dua kali lipat.
“Kami tertarik rumput ini karena kami punya program penggemukan atau breeding sapi melalui pemberdayaan masyarakat,” ungkap General Affair & Community Relation Manager PT Solusi Bangun Indonesia, Edy Prayitno saat mengunjungi Kantor BB Biogen di Bogor, Kamis (15/8/2019).
Selain rumput gajah, Edy juga tertarik dengan VUB kedelai biosoy yang memiliki kelebihan berbiji besar dan memiliki potensi hasil mencapai 3.5 ton per hektar. Ia berharap kedelai tersebut nantinya sesuai dengan karakter lahan yang tersedia.
“Kami memiliki program usaha kecil dan menengah (UKM) pabrik tahu, kita bisa manfaatkan kedelai unggul yang ada sehingga tidak perlu impor,” jelas Edy.
Selain rumput gajah dan kedelai biosoy, perusahaan swasta ini juga tertarik dengan teknologi kit kebuntingan sapi dan beberapa komoditas unggul lainnya. Kelebihan kit kebuntingan sapi yakni dapat mendeteksi kebuntingan selama 15-20 hari setelah inseminasi. Berbeda dengan cara manual yakni menuggu selama dua bulan kemudian harus merogoh kelamin sapi untuk mengetahui kebuntingan.
Menanggapi kunjungan ini, Kepala Balai Besar Litbang Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian (BB Biogen) Balitbangtan yang diwakili Kepala Bidang KSPHP, Dr Sustiprijatno memberi respon positif kepada perusahaan swasta yang siap memanfaatkan hasil penelitian Balitbangtan. Menurutnya, inti dari pemuliaan yang selama ini dilakukan adalah pemanfaatan.
Setelah kunjungan ini, Balitbangtan dan PT Solusi Bangun Indonesia dalam waktu dekat sepakat untuk mengunjungi lahan bekas tambang dan green belt guna mengidentifikasi jenis tanaman apa saja yang cocok dikembangkan di dua lahan tersebut.