News

Sebuah Penelitian Ungkap Populasi Orangutan Kian Terancam Punah

KALTIM – Terdapat kabar mengejutkan mengenai keberadaan orangutan. Berdasarkan laporan yang dimuat Borneo Post, populasi orangutan di Borneo telah mengalami penurunan yang cukup drastis sekitar seperempat dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.

Tim Peneliti Internasional ini jurnalnya telah dimuat di dalam jurnal Scientific Reports. Peneliti mengungkapkan penurunan yang drastis ini setelah melakukan penelitian yang menggunakan kombinasi survei jalur udara dengan helikopter dan darat, serta wawancara langsung dengan masyarakat setempat dan teknik pemodelan untuk menggambar perubahan selama sepuluh tahun terakhir di Borneo mencakup Malaysia, Indonesia dan Brunei.

Dibandingkan dengan perhitungan jumlah populasi orangutan sebelumnya, dahulu masih sangat bergantung pada perkiraan berdasarkan survei darat dan udara melihat sarang orangutan.

Beberapa orang menduga jika jumlah orangutan Borneo mengalami peningkatan.

Namun dalam studi terbaru ini, berdasarkan pernyataan tim peneliti mengungkapkan fakta terbaru yang justru menjadi “sebuah peringatan bagi para komunitas konservasi orangutan dan pemerintah Indonesia dan Malaysia yang telah berkomitmen untuk menyelamatkan spesies ini.”

Karena menurut penelitian ini setiap tahunnya, terdapat $30-40 juta atau sekitar Rp 397-531 miliar uang yang dilaporkan digunakan untuk memerangi penurunan populasi orangutan di margasatwa.

Namun berdasarkan penelitian tersebut, mengungkap bahwa dana tersebut ternyata tidak digunakan secara efektif.

“Dari studi ini menunjukkan bahwa dana itu tidak dipergunakan secara efektif,” ujar seorang tim peneliti.

Ancaman terbesar bagi orangutan sekarang ini adalah hilangnya habitat asli mereka akibat pertanian dan perubahan iklam serta maraknya perburuan orangutan untuk diambil dagingnya atau karena faktor konflik dengan manusia.

Penelitian itu juga menyatakan terdapat sekitar 2.500 orangutan yang terbunuh setiap tahunnya di Borneo.

“Sekarang ini ada sekitar 10.000 orangutan hidup di area produksi kelapa sawit,” ujar seorang peneliti.

Dalam jurnal yang telah dipublikasikan itu, studi ini tidak memberikan jumlah mentah populasi orangutan, namun hanya berdasarkan pada perkiraan individu orangutan yang hidup per 100 kilo meter persegi di dalam hutan.

Dari studi tersebut mengungkap terjadi penurunan dari 15 individu pada periode 1997-2002 menjadi sekitar 10 individu orangutan di tahun 2009-2015.

Populasi Orangutan Terancam Punah

“Spesies ini diperkirakan relah menurun pada tingkat yang sangat mengkhawatirkan yaitu sekitar 25% selama kurun waktu 10 tahun terakhir,” ujar para peneliti menyimpulkan.

Menurut Erik Meijaard dari University of Queensland, Australia, sekaligus terlibat dalam penulisan jurnal ini menyebutkan kini terdapat 10.000 individu orangutan yang tinggal di kawasan produksi kelapa sawit di Borneo.

“Jika kawasan ini dikonversi mejadi perkebunan kelapa sawit tanpa ada perubahan dan tindakan yang tegas, maka dapat dipastikan sebagian besar 10.000 individu orangutan akan mati dan populasinya kian terancam punah,” katanya.

Laporan ini tentu saja menjadi peringatan bagi pihak berwenang untuk memikirkan kembali stategi terbaik bagaimana cara melestarikan populasi orangutan yang sudah terancam punah itu.

“Saat ini upaya yang dilakukan masih berfokus pada penyelamatan dan rehabilitasi, tapi mereka hanya membahas gejalan dan belum menindaklanjuti permasalahan yang mendasar itu,” ungkap Meijaard.

Pada tahun 2016 lalu, Uni Internasional untuk Konservasi Alam menyatakan bahwa populasi orangutan di Borneo sudah masuk dalam kategori “sangat terancam punah”.

Seperti yang diketahui Borneo merupakan pulau terbesar ketiga di dunia yang meliputi tiga wilayah yaitu Malaysia, Brunei Darussalam dan Indonesia. (Borneo Post)

Join The Discussion