News

RUU Perbukuan Upaya Wujudkan Buku Murah dan Mudah

JAKARTA – Panitia Kerja Rancangan Undang-Undang Sistem Perbukuan Komisi X DPR menargetkan terwujudnya peredaran buku-buku murah di daerah-daerah terpencil. Rancangan undang-undang yang sedang dibahas oleh DPR dengan pemerintah itu diharapkan mempermudah akses masyarakat terhadap buku. Menurut rencana, RUU Sistem Perbukuan disahkan pada 2017.

Ketua panitia Panja RUU Sistem Perbukuan Sutan Adil Hendra mengatakan, sistem perbukuan harus dibuat untukmemudahkan akses masyarakat terhadap buku-buku apapun, tidak hanya buku pelajaran. Pajak buku-buku umum (non buku pelajaran sekolah) dan pajak-pajak lain terkait buku harus diturunkan.

Menurut dia, distribusi buku bisa dipercepat dan dipermudah hingga ke desa-desa tertinggal. Oleh karena itu, sistem perbukuan merupakan kerja kolektif lintas kementerian. “Kami berkeyakinan, buku murah dan mudah diakses menjadi faktor yang penting untuk meningkatkan minat baca masyarakat,” kata Sutan.

Menurut dia, jika pajak ringan, buku-buku umum di toko buku juga lebih murah. Buku pelajaran untuk sekolah hingga perguruan tinggi harus lebih murah lagi. Ketua Umum Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi), Rosidayati Rozalina menggarisbawahi peran pemerintah yang sangat dibutuhkan untuk mendistribusikan buku ke daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T). Jika menunggu peran swasta, daerah yang kurang ekonomis (menguntungkan), seperti daerah terpencil, tidak akan terlayani.

Buku Elektronik

Buku elektronik bisa menjadi solusi untuk memotong rantai distribusi. Kini mulai banyak lembaga dan komunitas yang menggerakan minat baca masyarakat melalui buku elektronik atau e-book. Ikapi, misalnya, bekerjasama dengan TNI (Tentara Nasional Indonesia) untuk menyediakan konten bagi program perpustakaan digital Pondok Cerdas Warga yang diinisasi TNI.

Target TNI adalah 3.600 lokasi perpustakaan digital di Indonesia. TNI menawarkan sistem berupa digital dispanser. Alat ini bisa menjangkau internet atau memiliki koneksi lambat. Saat ini TNI memiliki puluhan ribu buku digital. “Demikian pula PBNU, mereka memiliki masa dan dekat dengan warga. Menurut saya, upata mereka signifikan bagi gerakan literasi nasional,” katanya.

 

Sumber: Harian Kompas

Join The Discussion