Jakarta, – Menteri Dalam Negeri – Tjahjo Kumolo berkomentar soal lesunya perekonomian yang terjadi pada Indonesia saat ini. Menurut dia, hal tersebut adalah ujian yang mendera Presiden Joko Widodo, ketika ingin merombak negeri ini ke arah lebih baik. Tjahjo mengklaim, siapapun pimpinan negara akan mengalami hal yang sama jika memimpin Indonesia di kondisi saat ini.
“Siapapun Presiden-nya, jika dia yang memimpin negara pada saat ini kondisi perekonomian dan keuangan akan sama,” tutur Tjahjo Kumolo kepada wartawan di Jakarta, Minggu (30/8).
Mantan Sekjen PDIP itu menganggap situasi seperti ini sangatlah wajar. Terlebih jika dikaitkan dengan filosofi jawa bertajuk waktu. Watu, atau wani tatu artinya berani berkorban dijadikan Tjahjo persamaan kondisi Presiden Joko Widodo.
Pasalnya, pemimpin negara itu saat ini menurut Tjahjo tak haanya meneruskan atau memperbaiki kepemimpinan. Tapi juga membaangun fondasi, badan dan atap sebuah rumah bernama Indonesia. Hal tersebut memerlukaan sinergi yang selaras dan kompak.
“Bapak Presiden dan para menterinya adalah Fondasi, DPR adalah badan bangunan & atap nya adalah rakyat,” sambung Tjahjo.
Sebagai menteri, ia membantu Presiden dalam membangun fondasi dengan nawacita. Namun, hal tersebut takk berlangsung mulus karena ada pernak pernik masalah yang muncul. Hal tersebut timbul ketika fondasi membangun badan bangunan.
Tjahjo menilai wajar ketika pemerintahan menghadapi batu sandungan. Selaiknya bangunan megah, ia mengumpamakan semua material harus bersatu. Masalah akan terjadi ketika batu-batu tidak ingin membangun rumah itu.
Sedangkan rakyat sebagai atap menunggu badan bangunan sselesai. Sebuah rumah pada umumnya membutuhkan fondasi dan badan sebelum atap diletakkan. Untuk itu, Tjahjo menggunakan elemen lingkungan pembangunan rumah lainnya, yakni mandor.
“Jika demikian mandor bangunannya harus dimaksimalkan yaitu Intelijen dan aparat keamanan, TNI, Polri, Penegak hukum untuk berperan aktif dalam deteksi dini di Bidang Politik,Ekonomi & Sosial,” tutur Politikus PDIP ini.
Ke depan, menurut Tjahjo, yang harus dihadapi adalah terpusatnya isu di Pemilihan Kepala daerah (Pilkaada) serentak, desember nanti. Semua isu-isu politik nasional perlahan akan tertutup dengan bergulirnya kampanye Pilkada 2015.
“Karena penebar isu mulai mengalihkan perhatian ke “jago” nya/paslon kepala daerah! dan mari kita harus kerja kerja bersabar dan optimis,” pungkasnya.
Sumber :www.indopos.com