JAKARTA- Sebanyak 65 persen pelaku belanja e-commerce merupakan perempuan berdasarkan riset Snapcart. Konsumen belanja e-commerce tersebut didominasi generasi milenial yang berusia 15-24 tahun sebanyak 50 persen.
Sementara kelompok umur lainnya yaitu generasi Z (15-24 tahun) sebanyak 31 persen, generasi X (35-44 tahun) sebanyak 16 persen, dan dua persen sisanya adalah generasi baby boomers (di atas 45 tahun) sebanyak 2 persen.
Sementara berdasarkan lokasi, konsumen belanja online masih didominasi pulau Jawa. Berdasarkan data geografi, pelaku belanja online tertinggi di Indonesia bertempat tinggal di DKI Jakarta (22 persen), Jawa Barat (21 persen), Jawa Timur (14 persen), Jawa Tengah (9 persen), Banten (8 persen), dan Sumatera Utara (6 persen).
Business Development Director Snapchat Asia Pasifik, Felix Sugianto, saat konferensi pers di Jakarta Kamis 22 Maret 2018, mengatakan “riset Snapcart ini dilakukan dengan metode survei daring melalui aplikasi pada bulan Januari 2018. Survei melibatkan 6.123 responden.
Shopee Ungguli Tokopedia dan Lazada
Sementara itu survei mengenai perilaku belanja menunjukkan bahwa 37 persen menjawab paling sering menggunakan Shopee untuk berbelanja online di Indonesia. Peringkat berikutnya adalah Tokopedia sebanyak 25 persen, dan Lazada sebanyak 20 persen.
“Sebenarnya kami mengumpulkan daftar sepuluh e-commerce yang paling sering digunakan. Namun ternyata proporsi tiga besar ini sangat jauh dibandingkan dengan peringkat berikutnya,” ujar dia.
Dari segi frekuensi belanja, Shopee menjadi e-commerce dengan frekunesi belanja tertinggi dibandingkan lainnya. Sebanyak 29 persen responden secara rutin belanja di Shopee setidaknya satu kali tiap minggu. Sementara Tokopedia berada di peringkat dua sebesar 22 persen dan Lazada 10 persen.
Felix mengatakan, keberhasilan Shopee sebgai penyedia layanan e commerce dengan awareness tertinggi, frekuensi pembelian tertinggi, dan yang paling sering digunakan oleh konsumen Indonesia menunjukkan keberhasilan mereka berkomunikasi dengan efektif pada konsumen online Indonesia. Berdasarkan hasil riset Snapcart, sumber informasi mengenai e commerce didapatkan dari iklan televisi 24,5 persen, dari mulut ke mulut 24,3 persen, iklan sosial media 21 persen, dan situs online 15,1 persen.
Pengamat Pemasaran Godo Tjahjono mengatakan, trend belanja online meningkat karena jumlah konsumen online dan variasi produknya bertambah. “Namun diskon harga dna bonus seperti bebas biaya pengiriman masih menjadi faktor dominan dalam mengakuisisi konsumen baru,” ujar dia. (PIKIRAN RAKYAT)