News

Riset Pangan Perlu Dikembangkan

JAKARTA – Direktur Sistem Inovasi Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) Ophirus Sumule mengatakan riset di bidang pangan saat ini masih sangat minim. Padahal, Indonesia termasuk negara dengan potensi sumber daya alam (SDA) melimpah.

“Berbicara tentang pangan yang ada dalam bayangan kita pasti nasi. Bagaimana supaya produktivitas beras naik, tentu kita perlu lakukan penelitian di sektor hulu,” ujarnya, saat membuka acara Pesta Sains 2016, di Pusat Peragaan Iptek (PP Iptek) Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Rabu (19/10).

Ia mencontohkan, riset benih padi yang telah dilakukan oleh para peneliti dari Institut Pertanian Bogor serta Badan Teknologi Nuklir Nasional (Batan) terbukti mampu menghasilkan padi dengan potensi di atas 10 ton per hektare. Itu menandakan kualitas penelitian di Tanah Air bisa diandalkan.

Namun, ungkap Ophirus, selain minat peneliti muda yang masih perlu didorong, pemerintah juga belum benar-benar memberikan kesempatan untuk pengembangan riset, khususnya di bidang pangan. Terbukti dengan masih minimnya anggaran penelitian serta sarana prasarana yang belum memadai.

“Riset pangan kita cukup bagus, tapi memang masih perlu ditingkatkan lagi. Misalnya saja soal padi, bukan masalah bibit saja tapi terkait juga dengan kebijakan. Kita sama-sama upayakan supaya ke depannya lebih baik lagi,” ucapnya.

Di kesempatan yang sama, Pimpinan Manajemen PP Iptek Zulfan Adrinaldi menambahkan, pihaknya ikut mendorong upaya pengembangan iptek melalui keberadaan pusat penelitian atau yang disebut science center. Hingga saat ini sudah ada 17 science center yang tersebar di beberapa daerah.

“Target kami akan ada tambahan lagi 4 science center di Bali, Lampung, Makasar, Semarang. Jadi total akhir tahun ini ada 21 science center yang bisa dijadikan wadah bagi siapapun untuk lebih mengenal iptek,” terangnya. (IFR/Media Indonesia)

Join The Discussion