Dikutip dari detik.com, para Astronot Apollo 11 tidak hanya secara simbolis menancapkan bendera di permukaan bulan. Orang-orang pertama yang menginjak tanah bulan itu, juga membawa sejumlah peralatan penelitian ilmiah.
Selama kunjungan singkat di permukaan bulan, para astronot memasang sejumlah instrumen eksperimen. Mereka memasang seluruhnya tiga reflektor yang di permukaan di bulan. Alat ini ditembaki pulsa laser dari bumi dan memasok data yang merupakan terobosan baru.
Prof. Ralf Jaumann, pakar geologi planet dari DLR-Institut für Planetenforschung Berlin menjelaskan; “Alat itu hingga kini masih ada di bulan. Dengan itu, kita bisa mengukur sangat akurat jarak antara bumi dan bulan. Apollo 12 hingga 17 memasang instrumennya di bulan. Dengan itu pergerakan bulan-bumi bisa diukur akurat.
Dengan pendaratan kedua di bulan, kurang dari enam bulan kemudian, penelitian satelit bumi itu benar-benar dipacu. Di setiap lokasi pendaratan, para astronot memasang paket peralatan penelitian geofisika. Beberapa di antaranya mengirimkan data selama 4 tahun ke bumi.
Terobosan teknologi
Tapi tidak semua program penelitian berjalan mulus. Di era itu, baju luar angkasa yang berat membatasi kiprah penelitian. Walau begitu, para pakar menilai, hasil penelitian ilmiah saat itu sangat luar biasa.
Para ilmuwan bisa merekam secara “real time”, gelombang seismik, berupa getaran ringan di permukaan bulan yang dipicu para astronot. Dan meneliti sifatnya. Instrumen lain menunjukkan, di bulan juga ada gempa. Data ini dulu dianggap kejutan.
Pada bulan April 1972 para astronot melakukan riset astronomi. Menggunakan kamera khusus, mereka memotret bumi dan bintang panas untuk pertama kalinya dalam spektrum cahaya ultraviolet. Hampir semua misi Apollo meneliti angin matahari, yakni partikel bermuatan yang tidak eksis di bumi.
“Eksperimen ini dulu amat luar biasa. Mereka tidak hanya menemukan proton Hidrogen dan Helium, melainkan juga sejumlah atom lainnya, yang bergerak bersama angin matahari. Gas mulia. Yang kemudian menghimpun lebih banyak informasi tentang matahari. Pada fase awal ini, matahari bisa lebih banyak dipahami”, ujar pakar geologi planet Prof. Ralf Jaumann.
Pada 1970 para astronot bahkan membawa rover ke bulan. Dengan itu mereka bisa bergerak cukup jauh dari lokasi pendaratan, dan bisa mengambil sampel batuan dari lokasi yang menarik bagi ilmu pengetahuan.
Semua aktivitas para astronot di bulan, dipantau terus menerus secara “live” oleh para ilmuwan dari pusat pengendali di bumi: Dulu ini merupakan sebuah prestasi besar bidang teknologi.