Dikutip dari krjogja.com, guna mengembangkan pemanfaatan mikroorganisme di Indonesia, riset dari kalangan perguruan tinggi masih sangat dibutuhkan. Langkah ini ditempuh untuk memperbanyak temuan manfaat keanekaragaman hayati mikrobia yang sangat banyak jumlahnya.
“Jadi riset dosen dari perguruan tinggi harus terus didorong dan ditingkatkan,” kata Husnain SP MSc PhD, Kepala Balai Besar Litbang Sumber Daya Alam Lahan Pertanian Badan Litbang Pertanian usai berbicara dalam “10th Seminar of Indonesian Society for Microbiology (ISISM) and 12th CISM 2019 di Sunan Hotel, Kamis (29/8).
Harus diakui riset mikrobiologi masih terkesan berjalan sendiri-sendiri. Belum saling melengkapi maupun berkesinambungan. Selain itu pemanfaatan maupun riset mikrobiologi dengan industri juga belum banyak dimanfaatkan. Akibatnya mikrobiologi belum bisa dimanfaatkan secara optimal.
Padahal mikroorganisme sangat penting dalam perkembangan bioindustri baik dalam bidang pertanian, kesehatan lingkungan maupun industri. Sayang keanekaragaman yang ada belum mendapat perhatian yang optimal dari kalangan industri dan pemerintah.
Dr Ir Retno Rosariastuti, Ketua Perhimpunan Mikrobiologi Solo menambahkan Indonesia memiliki keanekaragaman mikroorganisme yang tinggi. Keanekaragaman hayati mikrobia merupakan satu yang terbesar dimuka bumi. Sementara baru sekitar 10 persen yang berhasil diisolasi. “Jika pemanfaatan kenaekragaman mikroba bisa dikembangkan sangat berpotensi menjadi pendoroang ekonomi dan perbaikan kualitas lingkungan hidup,” tandasnya.