News

Riset: Jagung Ungu Dapat Mencegah Kanker Usus

Ambon – Jagung ungu merupakan varietas yang belum populer di Indonesia, jagung itu banyak dikembangkan di Amerika Selatan tepatnya di pegunungan Andes. Sementara di Indonesia, selain Manado dan Palu, jagung ungu dibudidayakan sejak dulu oleh masyarakat Kisar, Kabupaten Maluku Barat Daya. Meksi tumbuh di dataran rendah, jagung ungu justru ditanam pada Kawasan berbukit.
 
Fungsinya sebagai pelindung jagung kuning dari ancaman burung yang kerap memakan tanaman lain yang tumbuh berdekatan di sekitarnya.
 
“Warna ungu yang gelap dari jagung ungu membuat burung takut, mendekati tanaman jagung yang tumbuh berdekatan,” ungkap Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Pattimura, Aphrodite Milana Sahusilawane.
 
Baru-baru ini, Milana Sahusilawane bersama lima orang rekannya sesama peneliti di Universitas Pattimura yakni, Esther Kembauw, Sri Wahyuni, Lia Yuliati, Marleny Leasa, dan Marcy Lolita Pattiapon melakukan penelitian mengenai kandungan pada jagung ungu. Selama dua tahun mereka melakukan uji laboratorium di Universitas Brawijaya Malang, hasil penelitian mengungkap jagung tersebut memiliki manfaat bagi kesehatan.
 
“Setelah kami menemukan jagung ungu, kemudian dilanjutkan ke lab. Saya bawa ke Malang untuk diuji kandungannya,” ujar Esther Kembauw, ketua tim peneliti saat ditemui di kediamannya di desa Passo.
 
Menurutnya, warna ungu pekat pada jagung ungu mengindikasikan kandungan antioksidan yang tinggi. Terdapat kandungan zat antosianin yang bersifat sebagai antioksidan di dalam tubuh manusia untuk menghambat proses aterogenesis dengan mengoksidasi lemak jahat dalam tubuh.
 
Selain itu, antosianin juga merelaksasi pembuluh darah untuk mencegah penyakit kardiovaskuler lainnya. Berbagai manfaat dari antosianin untuk kesehatan manusia diantaranya melindungi lambung dari kerusakan, menghambat perkembangan sel tumor. Sehingga dapat mencegah kanker usus.
 
Selain itu, Kandungan lain pada Jagung ungu yakni adanya moisture yang tinggi mampu menjaga serta merawat kelembaban kulit. Dia berpendapat, lantaran mengkonsumsi jagung ungu setiap harinya, warga Kisar memiliki kulit yang tidak kering padahal suhu udara di daerah itu terbilang panas.
 
“Zat moisture yang tinggi mampu menjaga serta merawat kelembaban kulit. Coba kita lihat orang di Kisar. Walau panas, kulit mereka itu gak kering,” ujarnya.
 
Zat antosianin dan zat moisture pada jagung ungu itu dalam industri obat-obatan dibuat dalam bentuk tablet dan sirup.
 
Tim peneliti menggandeng Rumah Sakit Umum Daerah Dr Haulussy, Ambon untuk melakukan uji klinis, sehingga penelitian mereka tersebut akan dipatenkan. Atas penelitian ini, mereka mendapatkan penghargaan dari Bisnis Indonesia Center (BIC) sebagai 109 Inovator Terbaik tahun 2017.
 
“Rencananya kami akan kerja sama dengan RSUD Dr Haulisy Ambon untuk uji klinisnya,” katanya. (kumparan.com)

Join The Discussion