News

Riset: Aset 8 Orang Terkaya Setara 3,6 Milyar Penduduk Miskin

Indonesia — Oxfam Internasional melaporkan jurang kemiskinan di dunia kian melebar dan memprihatinkan. Hal ini terbukti dalam survey terbaru yang memaparkan delapan pria terkaya dunia memegang nilai kekayaan sama besarnya dengan jumlah harta 3,6 milyar penduduk miskin di dunia.

Oxfam mendasari penelitiannya ini pada data dari bank Swiss, Credit Suisse, dan Forbes. Delapan orang terkaya tersebut yakni Pendiri Microsoft Bill Gates, CEO Berkshire Hathaway Warren Buffet, Pemilik Grup Carso asal meksiko Carlos Slim Helu, Bos Amazon Jeff Bezos, Pimpinan Facebook Mark Zuckerberg, CEO Oracle Larry Ellison, Pendiri Inditex Amancio Ortega, dan Pemimpin Bloomberg LP Michael Bloomberg.

Kepala Kebijakan Oxfam Max Lawson menggambarkan kesenjangan sosial ini sebagai sesuatu yang “suram”. Dalam laporan yang dirilis menjelang Forum Ekonomi Dunia di Davos Swiss Minggu ini, Oxfam memaparkan, perbandingan kekayaan tersebut meleset dan jauh lebih mencengangkan dari perkiraan sebelumnya.

Sebagai perbandingan, pada 2010, Oxfam mendapati jumlah aset dari 43 orang terkaya sama dengan setidaknya 50 persen populasi miskin di dunia.

“Ada berbagai cara menjalankan kapitalisme yang bisa jauh lebih bermanfaat bagi sebagian besar orang [tidak seperti saat ini],” kata Lawson seperti dikutip Reuters, Selasa (17/1).

Ketidakmerataan ini, tutur Oxfam, telah menyita banyak perhatian lembaga internasional termasuk Dana Moneter Internasional (IMF). IMF mewanti-wanti potensi timbulnya efek korosif dari besarnya kesenjangan global tersebut, khususnya di saat terjadi peningkatan politik populisme secara global belakangan ini.

Karena itu, Oxfam mengharapkan tindakan yang bisa membatasi penghasilan para pemiliki aset ekonomi besar ini untuk mempersempit kesenjangan.

“Kami melihat banyak tangan yang ‘meremas’ dan jelas bahwa kemenangan Trump dan keluarnya Inggris dari Uni Eropa menjadi suatu penggerak baru di tahun ini,” ungkap Lawson.

Dalam laporannya berjudul An Economy for the 99 Percent itu, Oxfam juga melihat kecenderungan para pemodal kaya berupaya menghindari pajak sehingga para pemegang saham itu tidak membayar pajak yang sesuai dengan ketentuan yang seharusnya.

Sementara itu, di saat yang bersamaan banyak dari para populasi pekerja yang telah berjuang keras hanya memiliki penghasilan yang stagnan dan tidak meningkat.

Jumlah kekayaan para pemilik modal terkaya ini meningkat rata-rata 11 persen setiap tahunnya sejak 2009 lalu.

Salah satu contohnya kekayaan Bill Gates yang meningkat sebesar 50 persen atau setara dengan US$25 miliar sejak dirinya memutuskan meninggalkan Microsoft pada 2006 silam.

Gates yang turut hadir dalam WEF percaya bahwa kekayaan besar yang dimiliki segelintir kalangan tetap bisa digunakan untuk membantu orang lain yang membutuhkan.

Namun, Oxfam meyakini bahwa upaya “filantropi besar” tak cukup mengatasi masalah kemiskinan dan kesenjangan yang mendasar.

“Jika para miliarder memilih untuk memberikan uang mereka maka itu merupakan hal yang sangat baik. Namun ketidaksetaraan akan tetap menjadi hal penting karena kita tidak dapat menerapkan sistem di mana seorang miliyarder bisa membayar tarif pajak lebih rendah daripada sekretarisnya atau pun petugas cleaning service-nya,” ucap Lawson. (IFR/CNN.com)

Join The Discussion