JAKARTA – Sebuah riset terbaru mengungkap adanya sumber panas di bawah lapisan es di Antartika Timur yang membuat lapisan es di sana meleleh dari bawah.
Sebagaimana dilaporkan di jurnal Scientific Reports, mencairnya lapisan es ini dikonfirmasi oleh data dari radar yang melintas di atas benua es ini. Radar tersebut mampu memetakan kondisi bawah es hingga kedalaman tiga kilometer.
Para peneliti dari British Antarctic Survey (BAS) mengatakan bahwa proses pencairan mungkin tidak akan menjadi kontributor terbesar hilangnya lapisan es sekarang ini. Namun menurut mereka, hal itu bisa menyebabkan es meleleh lebih cepat di masa depan.
“Proses pelelehan yang kita amati mungkin telah terjadi selama ribuan bahkan jutaan tahun dan tidak secara langsung berkontribusi pada perubahan lapisan es,” kata pemimpin riset Tom Jordan dikutip dari Science Alert.
“Namun, di masa depan air berlebih di dasar lapisan es bisa membuat wilayah ini lebih sensitif terhadap faktor eksternal, seperti perubahan iklim,” tambah dia.
Berdasarkan pengamatan dari jarak 750 kilometer, tim peneliti menduga bahwa batuan radioaktif dan air panas yang berasal dari kerak Bumi berkontribusi terhadap pelelehan yang terjadi.
Sementara itu, IFL Science melaporkan bahwa panas ini telah menyebabkan area lapisan es seluas 100 kilometer kali 50 kilometer menyusut.
“Ini adalah proyek yang menyenangkan, mengeksplorasi salah satu daerah yang paling jarang disurvei di planet kita. Hasil temuan kami cukup tidak terduga, karena banyak orang menganggap bahwa area Antartika terbentuk dari batuan kuno dan dingin, yang tidak banyak mempengaruhi lapisan es di atasnya,” kata Jordan.
“Temuan kami menunjukkan bahwa bahkan di bagian interior benua kuno, geologi yang di bagian dasarnya bisa memberikan dampak signifikan pada es,” tambah dia.
Hasil temuan ini tidak akan terjadi tanpa adanya inovasi terbaru dalam teknologi radar. Riset ini sendiri merupakan bagian dari PolarGAP Project. Tujuan riset adalah untuk mengisi celah data di pemetaan dari investigasi yang dilakukan oleh satelit Gravity Field and Steady-State Ocean Circulation Explorer (GOCE).
Kemampuan untuk memetakan kontur tersembunyi dan sumber panas di bawah lapisan es sangat penting untuk mengetahui masa depan Antartika. PolarGAP Project sendiri telah berhasil melakukan pengamatan vital untuk masa depan Antartika tersebut.
Para peneliti masih belum mengetahui secara pasti apa yang menyebabkan es di sana terus mencair. Namun hipotesis adanya batuan dan air panas dianggap paling mungkin jadi penyebabnya.
Sebelumnya sudah ada riset yang memberikan dugaan adanya sumber panas di Antartika Barat dan menyebabkan es mencair dengan cepat di sana. Lalu pada Juli ada tim peneliti yang melaporkan adanya temuan sumber panas vulkanik di bawah Antartika, tepatnya di bawah Pulau Pine. (kumparan.com)