News

Riset: 37 Persen Tenaga Kerja Dunia Adalah Pekerja Mobile

Jakarta – Kemajuan inovasi teknologi yang begitu pesat dan pengaruh gaya hidup generasi milenial yang semakin kuat telah mengubah lanskap bisnis dunia dan berdampak nyata terhadap beragam industri maupun terhadap cara dan tempat bekerja.

Transformasi dinamis yang terutama dipengaruhi oleh globalisasi dan didukung oleh kemajuan teknologi serta pesatnya industri e-commerce, menjadi tantangan sekaligus peluang bagi perusahaan di bidang jasa, termasuk jasa facility management.

Riset dan penelitian yang dilakukan ISS bersama Copenhagen Institute for Future Studies (CIFS) berjudul “The Future of Work, Workforce, and Workplace” mendapati bahwa jumlah pekerja mobile atau pekerja yang tak hanya duduk di kantor mencapai 1,3 miliar atau 37 persen dari total tenaga kerja di dunia.

Di sisi lain, hanya 50 persen meja-meja kantor yang terisi dan 60 persen pengambil kebijakan di perusahaan-perusahaan mengungkapkan penurunan pada kebutuhan ruang kantor.

Penelitian yang melibatkan wawancara ini juga menemukan bahwa hanya 25 persen pekerja yang terkoneksi dengan misinya dan 15 persen yang merasa terikat dengan kantor.

Group ISS Chief Marketing Officer/Head of Group Marketing Peter Ankerstjerne, yang juga Anggota Dewan Penasihat Asosiasi International Facility Management (International Facility Management Association/IFMA) memaparkan, mengingat dinamika yang akan semakin cepat pada masa depan, maka tantangan utama bagi bisnis di masa depan adalah untuk memastikan agar ikatan (engagement) antara pekerja dan perusahaan tetap solid.

“Semakin karyawan merasa terikat dengan perusahaan, agar menjadi semakin produktif dan inovatif,” jelas dia dalam keterangan tertulis, Senin (22/1/2018).

Cara maupun tempat orang bekerja akan sangat berbeda pada 2020 mendatang. Dunia kerja akan penuh dengan ketidakpastian (volatile), kompleks, dan ambigu. Hal-hal tersebut dipicu oleh kemajuan teknologi.

“Selain itu, jenis pekerjaan juga akan semakin beragam dan bersifat mobile, diiringi dengan meningkatnya kebutuhan terhadap tenaga kerja spesialis,” jelas Peter. (liputan6.com)

Join The Discussion