News

Rektor UNS ‘Gemes’ Dengan Reviewer yang Persulit Penelitian Dosen

Dikutip dari krjogja.com, Rektor Prof Dr Jamal Wiwoho menyentil reviewer yang mempersulit dosen Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo yang melakukan penelitian dengan dana pribadi. Ia bersemangat penuh untuk memenuhi tugas tri dharma perguruan tinggi, namun dipersulit sikap reviewer yang main coret.

Menghadapi fenomena di atas Prof Jamal mendesak secepatnya harus ada perobahan paradigma reviewer. Paradikma reviewer yang hanya bisa main coret terhadap proposal yang diusulkan peneliti harus diubah. “Reviewer harus bisa mengadvokasi, memfasilitasi dan mencarikan peluang peneliti agar mencapai standarisasi yang ditentukan,” tandas Prof Jamal di LPPM UNS, Rabu.

Kalau paradigma reviewer hanya mencari kesalahan gampang. ” Yen mung nyalahke gampang,” kata Prof Jamal. Karena peneliti akan menggunakan biaya sendiri, mestinya tidak dipersulit. Proposal tetap diterima, namun diberikan catatan harus disempurnakan dengan jurnal dan literatur yang ditunjukkan sehingga mencapai standarisasi.

Prof Jamal prihatin kalau ada dosen yang melakukan penelitian dengan dana mandiri dipersulit. Dia harus mengeluarkan uang pribadinya untuk meneliti, setelah tak mendapat skim penelitian baik yang dibiayai UNS maupun Kemenristekdikti. “Kalau tidak meneliti berarti cuma penelitian kosong dan tidak mrndapat penghargaan tunjangan sertifikasi dosen.”

Ia tidak menyebutkan berapa jumlah dosen yang harus mengeluarkan koceknya untuk penelitian. “Ada, tapi tidak perlu saya sebutkan berapa jumlahnya,” ujarnya. Dana penelitian UNS yang bersumber dari PNBP sekitar Rp 34 milyar. Siang itu Prof Jamal didampingi Wakil Rektor 4 Prof Sajidan mrnghadiri pertemuan tahunan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM).

Join The Discussion