Dikutip dari medcom.id, Rektor Universitas Indonesia (UI), Ari Kuncoro mengungkapkan, saat ini penelitian tidak dilakukan sendiri dan satu bidang ilmu saja. Di era kekinian, penelitian dilakukan melalui kolaborasi serta melibatkan antardisiplin ilmu dan hal itu dapat menjadi salah satu kunci untuk memenangkan proposal penelitian.
Untuk itu, kata mantan Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI ini, riset multidisiplin ilmu akan memberi benefit tersendiri bagi peneliti dan penelitiannya. Sebab peneliti mempunyai rekam jejak yang apik. Alhasil, untuk mendapatkan pembiayaan penelitian bisa lebih mudah.
“Ini adalah kunci untuk memenangkan proposal penelitian. Karena penilaiannya sangat dilihat dari kombinasi orang, kedua Curriculum vitae-nya. CV harus bisa menunjukkan dia punya keseimbangan antara sebagai peneliti dan orang yang bisa ke lapangan. Misal kutu buku saja, jelas dia tidak akan bisa dapat,” tegas Ari saat ditemui usai pengukuhan guru besar FKG UI di Balai Sidang UI, Depok, 29 Januari 2020.
Hal tersebut tak lepas dari permintaan pemberi dana penelitian yang ingin penelitian dihasilkan beberapa disiplin ilmu. “Karena dananya itu sangat besar dan karena dananya besar, pemilik dana biasanya menginginkan kerja sama antardisiplin. Misal tentang perubahan iklim itu mulai dari geografi, ekonomi, sampai sosiologi itu ada semua,” ujar Ari.
Namun, kata Ari, jika penelitian multidisiplin yang acap kali menjadi kendala ketika tim sudah terbentuk adalah pembagian job desk-nya. Ia pun mengapresiasi Prof. drg. Boy Muchlis Bachtiar, M.S, Ph.D, PBO yang baru saja ia kukuhkan menjadi Guru Besar FKG UI.
Boy, kata Ari, berani memposisikan dirinya sebagai pakar. Dengan begitu akan jelas bagaimana dan seperti apa nanti kerjanya.
“Dengan kita memposisikan diri sebagai pakar maka yang lain tahu, saya akan ke sini yang lain akan ke sini. Itulah kolaborasi. Sehingga tugas masing-masing terdefinisi dengan jelas,” ungkapnya.