News

Rektor Harus Aktif Budayakan Riset di Perguruan Tinggi

JAKARTA — Ketua Forum Rektor Indonesia (FRI) Suyatno menilai, minimnya riset dan peneliti di perguruan tinggi Indonesia, karena budaya riset belum terbangun. Karena itu, dia mengajak seluruh rektor untuk berperan aktif dalam membudayakan riset bagi dosen.

“Riset itu bergantung pada budaya dosen dan kampus, jadi pimpinan kampus harus mendorong dosen-dosennya untuk aktif melakukan riset,” kata Suyatno saat ditemui di Gedung Pascasarjana UHAMKA, Jakarta, Rabu (17/1).
 
Suyatno menyebutkan, posisi riset Indonesia saat ini masih kalah jauh dengan negara-negara lain. Padahal, riset memiliki posisi penting sebagai salahsatu hal penting yang menjadi tridharma perguruan tinggi.
 
Dia mengungkapkan, saat ini pemerintah dinilai sudah cukup baik dalam mengklasifikasikan tema dan bidang riset yang menjadi prioritas. Klasifikasi tersebut, bisa menjadi salahsatu pedoman untuk meningkatkan budaya riset di perguruan tinggi.
 
“Apalagi saat ini sudah tidak ada bedanya, riset di perguruan tinggi negeri atau swasta ya sama,” kata dia.
 
Suyatno yang juga menjabat sebagai rektor UHAMKA mengungkapkan, riset-riset yang dihasilkan UHAMKA tidak kalah dengan riset yang dihasilkan perguruan tinggi negeri. Karena itu, PTS juga memiliki potensi memperbanyak jumlah riset dan meningkatkan kualitas riset.
 
Sebelumnya, Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Mohammad Nasir menilai, jumlah penulis atau peneliti di Indonesia masih sangat minim. Tercatat, hingga saat ini, hanya terdapat sekitar 16 ribu makalah yang terpublikasikan di jurnal yang terindeks global. Padahal, Indonesia berpotensi menghasilkan lebih dari 150 ribu makalah.
 
“Kita harus tunjukkan pada dunia bahwa peneliti dan dosen Indonesia adalah para penemu dan ilmuwan hebat dan karya tulis yang dibuat juga bisa menjadi problem solving masyarakat,” tegas Nasir. (REPUBLIKA.CO.ID)

Join The Discussion