News

Regulasi Menghambat Sektor Wisata

JAKARTA – Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, baik buruknya sektor pariwisata tergantung dari regulasi yang dilakukan oleh pemerintah di suatu negara. Sayangnya itu terjadi di Indonesia yang merupakan negara dengan sumber keindahan alam potensial di dunia.

Arief mengatakan, sebaiknya aturan yang yang menyulitkan tersebut harus secepatnya dihilangkan. Arief membandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura yang memiliki sedikit keindahan alam, namun pendapatan sektor pariwisatanya mengalahkan Indonesia.

“Pendapatan dari sektor wisata kita jauh lebih sedikit bahkan tiga kali lipat lebih rendah dari negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura, padahal mereka tidak memiliki spot-spot wisata bahari,” kata Arief dalam launching Hari Nusantara di Kementerian Pariwisata, Jakarta. Senin 23/8.

Beberapa regulasi tersebut, misalnya, masih susahnya perizinan orang asing yang hendak berwisata ke Indonesia. Sebagai contoh, ketika kapal pesiar akan merapat ke pelabuhan Indonesia butuh waktu tiga minggu hingga selesai perizinan. Berbeda dengan Singapura yang hanya membutuhkan waktu sekira 3 jam untuk perizinan.

Selain itu, susahnya izin pendirian bandara menuju kawasan wisata, juga menjadi penyebab sektor pariwisata tidak pernah untung. Arief menyayangkan dengan potensi Indonesia yang dimiliki Indonesia.

“Indonesia memiliki bentangan laut terpanjang di dunia. Koral terbaik di dunia juga ada Di Indonesia. Selain itu, Indonesia juga memiliki spot diving terbaik di dunia. Sebenarnya jika kita mau mengembangakan wisata bahari dekang dukungan regulasi yang baik, setor pariwisata menyumbang lebih besar pendapatan negara,” terang Arief.

Menurut Arief, saat ini pihaknya juga tengah mengupayakan untuk membuka jalur penerbangan baru ke tempat-tempat tujuan wisata dunia, yang ada di Indonesia. (msr)

Join The Discussion