News

PTNBH Wajib Anggarkan Rp 10 Miliar untuk Riset

SEMARANG – Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi mewajibkan semua Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) mengalokasikan anggaran minimal Rp 10 miliar untuk membangun infrastruktur pendukung riset. Seperti untuk membangun laboratorium, membiayai riset dan pendukung lainnya.

Menristekdikti Mohamad Nasir menuturkan, kewajiban tersebut untuk mendukung upaya pemerintah dalam mendorong semua PTNBH masuk jajaran kampus kelas dunia. Kemenristekdikti menargetkan, lima PTNBH masuk daftar 500 kampus kelas dunia pada akhir 2019.

“Saat ini baru UI, UGM dan ITB yang masuk 500 kampus kelas dunia. Ke depan saya persiapkan IPB, Unpad, Undip, ITS, Unair dan Unhas. Khusus untuk Undip, sudah menganggarkan Rp 50 miliar untuk riset, sekitar 25 persen dari anggaran kampusnya,” kata Nasir saat meresmikan The First Bloomboerg Financial Markets Laboratory in Indonesia, di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip, Semarang, Kamis 12 Juli 2018.

Ia mengatakan, jika semua PTNBH melakukan hal seperti Undip, target minimal 5 PTN masuk 500 kampus kelas dunia akan tercapai. Pasalnya, selain publikasi ilmiah akan meningkat, sarana dan prasaran penunjang riset di kampus tersebut juga bertambah.

“Dan yang paling penting akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia kampus tersebut. Sehingga banyak ilmuwan yang akan bisa bersaing di tingkat global dengan melahirkan banyak inovasi,” ujarnya.

Lab Bloomberg
Lab bloomberg yang dimikili Undip merupakan laboratorium pasar keuangan pertama di PTN Indonesia. Laboratorium tersebut dipakai para mahasiwa S1, S2 dan S3 FKEB Undip untuk menganalisa informasi bisnis dan keuangan secara real time di seluruh dunia. Laboratorium ini dapat mengakses data-data keuangan, pasar modal, dan akuntansi perusahaan tercatat.

“Juga bisa dipakai untuk simulasi pasar, data ekonomi (makro ekonomi), global market dan database IPO,” kata Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Undip Darsono.

Ia mengatakan, Undip terus meningkatkan anggaran untuk mengembangkan laboratorium. Menurut dia, laboratorium ini bisa dipakai untuk pelatihan dan sertifikasi mahasiswa FKEB Undip agar bersaing pada level internasional.

“Ini bagian dari upaya pengembangan kita menuju world class university. Dunia semakin berkembang sehingga diharapkan alumni kita diharapkan dengan kebutuhan lapangan kerja. Data harus real time dan mengikuti perkembangan yang terbaru,” ujarnya.

Nasir mengungkapkan FKEB Undip dapat memanfaatkan nilai tambah informasi yang disajikan oleh Bloomberg ini.“Bloomberg jangan digunakan sebagai pajangan saja. Bagaimana memanfaatkan Bloomberg tidak hanya pada informasi itu saja tapi sebagai nilai tambah secara komersial,” kata Nasir.

Nasir juga berharap laboratorium Bloomberg ini dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa FEB Undip dan dapat berkontribusi dalam peningkatkan kualitas pembelajaran.

“Terkait peningkatan kualitas pembelajaran mahasiswa harus diberikan pembelajaran yang kompetensinya jelas. Contohnya yaitu dengan pendekatan kualitatif pada pada mahasiswa S1. Ini unmeasurable sehingga menyebabkan kesenjangan terhadap dunia kerja begitu jauh. Untuk itu standar KKNI harus dibuat sebagai patokan untuk mengukur output lulusannya,” tuturnya. (IFR/Pikiran Rakyat)

Join The Discussion