Dikutip dari lipi.go.id, Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyampaikan perlunya membangun manajemen talenta nasional dan diaspora guna meningkatkan kompetensi SDM iptek.
Saat ini rasio jumlah SDM iptek sangat rendah yaitu 1:934 penduduk, daftar paten Indonesia hanya berjumlah 2.272 atau 24% dari 9.362 paten global, dan peringkat publikasi internasional masih diperingkat 52 dari 230 negara. “Salah satu yang melatarbelakangi karena Indonesia hanya memiliki 301.885 SDM iptek yang terdiri dari dosen, peneliti dan perekayasa. Hanya 1.280 peneliti yang telah menempuh pendidikan S3,” jelas Sekretaris Utama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Nur Tri Aries Suestiningtyas di Jakarta pada Rabu (4/12).
Dirinya menjelaskan, beberapa strategi yang bisa dilakukan untuk percepatan pembangunan iptek antara lain membangun ekosistem riset melalui skema manajemen talenta dan talent pool juga pembinaan SDM iptek sebagai future leaders dan great scientists melalui R&D Corporate University.
Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik LIPI, Agus Haryono mengungkapkan salah satu tantangan dalam pembangunan SDM iptek Indonesia adalah tingkat inovasi Indonesia yang begitu menggembirakan yaitu berada di peringkat 85 dari 126 negara. “Perlu ada mekanisme perubahan untuk melahirkan grand design dan roadmap peningkatan Global Innovation Index (GII) dan Global Competitiveness Index (GCI) Indonesia serta penyusunan peraturan pemerintah tentang peningkatan inovasi,” ujar AGus.
Agus menyampaikan perlu pengelolaan infrastruktur riset dan inovasi secara terbuka untuk semua kalangan. “Investasi infrastruktur dan manajemen aset riset, mobilitas SDM iptek ke industri, dan fasilitasi perusahaan pemula berbasis teknologi juga mendesak dilakukan,” ungkap Agus.
Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Riset dan Teknologi/ Badan Riset dan Inovasi Nasional, Wisnu S. Soenarso mengungkapkan program perubahan yang ditampilkan yang ditawarkan LIPI adalah bagian dari memperbaiki tata pamong organisasi. “Konsep ini efektif,” jelasnya.
Deputi Bidang Penyelenggaraan Pengembangan Kompetensi LAN, Basseng, menilai proyek perubahan yang telah disusun oleh LIPI bersifat kolaboratif dan lintas sektor dengan melibatkan instansi-instansi pemerintahan dan industri. “Ke depan, diharapkan proyek perubahan ini dapat terus berlanjut diimplementasikan guna mewujudkan ekosistem iptek yang kondusif,” tutupnya.