News

Penilaian IGA, Beberapa Daerah Unggulkan Inovasi Teknologi Informasi dan Lingkungan

JAKARTA – Memasuki tahap penilaian Innovative Government Award (IGA) 2017 beberapa Kepala Daerah memaparkan kebijakan inovasi yang digagasnya. Inovasi yang dipaparkan umumnya pemanfaatan teknologi informasi. Kepala Pusat Litbang Inovasi Daerah BPP Kemendagri Rochayati Basra mengatakan beberapa kepala daerah bahkan menjelaskan secara detail bisnis proses dari inovasi teknologi tersebut.

“Beberapa Kepala Daerah bahkan memaparkan secara rinci bisnis proses inovasi teknologi yang mereka buat. Sebut saja Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, misalnya, ia menampilkan tiga inovasi unggulanya seperti pengurusan perizinan Surabaya Single Window (SSW), Pusat Kendali (Command Center) dan Government Resource Management Center (GMRC), ” tuturnya.

Selain Walikota Surabaya, Airin Rachmi Diany Walikota Tangerang Selatan juga turut memaparkan lima aplikasi unggulan seperti Aplikasi Prakmatis (Proses Balik Nama Otomatis), Aplikasi Simppel (Sistem Penyampaian SPPT PBB Elektronik), Simponi, Aplikasi Sisumaker (Sistem Informasi Surat Masuk dan Surat Keluar), dan  Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (Simpus) online yang terintegrsasi menggunakan KTP elektronik. “Beberapa inovasi yang berkaitan dengan teknologi adalah hasil kerja sama dengan BPPT, Puspitek, dan Universitas yang ada di Tangsel,” ucap Airin di Hotel Acacia beberapa waktu lalu.

Tidak hanya itu, kota lainya yakni Kota Pontianak, mengusulkan tiga inovasi yaitu aplikasi Based PTSP Happy Weekend, SIAP (Sistem Informasi Aplikasi Pengaduan), INHAKO (Informasi Harga Sembako), dan Sippohon (sistem informasi pohon).

Di Tingkat Provinsi, Jawa Barat mengusulkan beberapa inovasi teknologi informasi seperti E-SAMSAT, SIMPATIK JABAR (Sistem Informasi Pelayanan Terpadu Untuk Publik Jawa Barat), dan si-Dadali Kawal SPJ, menurut Ahmad Heryawan Gubernur Jabar, inovasi tersebut selaras dengan misi Jawa Barat yang mengusung sistem pemerintahan modern berbasis IPTEK menuju tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance) dan pemerintahan yang bersih (Clean Government).

Tidak kalah dengan isu teknologi, isu lingkungan juga menjadi tema menarik yang dibuat oleh kapala daerah inovatif di Indonesia. Seperti di Kota Magelang, Walikota Sigit Widyonindito membuat inovasi kampung organik. Upaya menghijaukan kota dengan ikut memeransertakan masyarakat sebagai penggerak.

Menurut Sigit program tersebut dilaksanakan secara berjenjang. “Pada tingkat kota ditunjuk satu fasilitator Kota, pada tingkat kecamatan ditunjuk tiga fasilitator dan pada tingkat kelurahan ditunjuk 14 fasilitator. Fasilitator tersebut dibekali dengan kemampuan dan keahlian melalui kegiatan pelatihan fasilitator pengelolaan sampah yang dilaksanakan secara rutin,” kata Sigit.

Kampung Organik tersebut saat ini sudah diterapkan di 51 lokasi yang tersebar di Kota Magelang. “Kampung Organik ini memiliki tujuan utama untuk meningkatkan kepedulian warga dalam pengelolaan sampah. Konsep Kampung Organik ini merupakan salah satu inovasi yang dilakukan oleh Kota Magelang pada tahun sebelumnya dan saat ini sudah diikuti oleh daerah-daerah lainnya,” tegasnya. 

Selain Kampung Organik, bentuk nyata pengelolaan lingkungan yang dilakukan masyarakat di Kota Magelang adalah adanya Bank Sampah. Saat ini tercatat 50 Bank Sampah yang tersebar di wilayah Kota Magelang. “Satu Bank Sampah di tingkat Kota. Beberapa Bank Sampah pernah mendapatkan apresiasi dan respon positif dari para tamu yang berkunjung, di antaranya dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Sosial,” tutup Sigit.

Selain beberapa Kepala Daerah di atas masih banyak lagi Kepala Daerah di Indonesia yang turut mengusulkan inovasi di daerahnya dalam penilaian inovasi daerah.

Plt. Kepala Badan Litbang Kemendagri RI Dodi Riyadmadji mengatakan, kegiatan IGA 2017 ditujukan untuk mendorong Pemerintah Daerah baik Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Kabupaten/Kota melaksanakan Inovasi Daerah secara berkesinambungan dalam rangka memajukan daerah dan meningkatkan kemandirian serta kesejahteraan masyarakat.

“Pemerintah Daerah dituntut untuk lebih profesional dalam melakukan pengelolaan terhadap seluruh sumber daya yang dimilikinya, serta mampu melakukan percepatan dalam rangka mendorong peningkatan pelaksanaan di seluruh aspek, melalui kebijakan-kebijakan yang kreatif dan inovatif yang disesuaikan dengan karakteristik, kemampuan serta kearifan lokal di daerahnya masing-masing,” tutur Dodi.

Dodi menambahkan, IGA 2017 juga diselenggarakan guna meningkatkan pengawasan dan peran serta masyarakat dalam setiap perumusan kebijakan dan program yang diterapkan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota, sehingga dapat diterima (accepted) masyarakat, tepat (appropriated) dan berkelanjutan (sustainable).

Adapun penghargaan akan diberikan kepada Pemerintah Daerah yang melakukan inovasi dan kreativitas dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah secara transparan dan bertanggung jawab dalam upaya peningkatan pelayanan publik, peningkatan pembangunan, pemberdayaan masyarakat dan daya saing daerah. (MSR)

Join The Discussion