JAKARTA – Hairi Cipta, pelajar Indonesia yang menempuh S2 jurusan Forest and Biomaterials Science di Kyoto University mendapatkan penghargaan dalam acara Japan Wood Research Society (JWRS) atau Masyarakat Peneliti Kayu Jepang yang berlangsung pada 17-19 Maret 2017 di Fukuoka, Jepang.
’’Saya rasa pengalaman-pengalaman terus memiliki kontribusi penting pada saat saya menyusun poster untuk ajang Annual Meeting JWRS ke-67 ini. Kalau optimis atau tidak, ya sepertinya tidak juga. Karena niat awalnya tidak untuk berkompetisi, melainkan untuk berbagi hasil penelitian dan belajar juga dari penelitian orang lain,’’ papar Hairi yang merupakan awardee Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) tersebut.
Dirinya mengatakan, JWRS beranggotakan akademisi dan peneliti yang bidangnya berhubungan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi kayu. Pada tahun ini, JWRS mengundang para anggotanya untuk bergabung dalam pertemuan tahunan ke-67 tersebut untuk mempresentasikan penelitian masing-masing dalam bentuk oral presentation maupun poster presentation, atau menjadi peserta biasa.
Hairi sendiri berpartisipasi pada poster presentation yang berjudul Identification of Wooden Keris Sheath Using Synchroton X-ray Microtomograpgy. ’’Dalam penelitian itu saya berkolaborasi dengan Dr Widyanto Dwi Nugroho (Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada), Dr Suyako Tazuru (Research Institute for Sustainable Humanospehere-RISH, Kyoto University), dan pembimbing S2 saya Prof Junji Sugiyama (RISH, Kyoto University),’’ ulasnya.
Ide topik penelitian pada poster tersebut sudah ada sebelum Hairi berangkat kuliah ke Jepang pada akhir September 2016. Bersama D. Widyanto Dwi Nugroho, dia memutuskan untuk meneliti warangka atau sarung keris yang umumnya terbuat dari kayu. Mereka bermaksud mencari alternatif metode untuk mengidentifikasi kayu yang digunakan untuk membuat warangka.
Metode konvensional dalam mengidentifikasi kayu membutuhkan banyak sampel, orang yang berpengalaman, dan juga menghabiskan banyak waktu, sehingga tidak cocok diaplikasikan pada sampel kayu budaya seperti warangka keris. Oleh karena itu diperlukan alternatif metode non-destructive (tidak merusak).
Pada bulan Oktober 2016, lelaki yang lahir di Muara Muntai (Kutai Kartanegara) 5 Mei 1991 tersebut mematangkan ide ini dengan Prof. Junji Sugiyama dan memutuskan menggunakan metode synchrotron X-ray microtomography (metode ini menggunakan sinar X-ray untuk mendapatkan gambar tiga dimensi dari sampel, sama seperti dengan X-ray yang digunakan di dunia kedokteran) untuk mengidentifikasi warangka tersebut.
Sample fragmen kayu yang dibutuhkan sangat kecil, hanya berdiameter 0,7 milimeter dan panjang 5 milimeter sehingga bisa meminimalisir kerusakan pada sampel yang diteliti. Pengujian sample dilaksanakan pada November 2016.
Setelah gambar X-ray didapatkan, Hairi melakukan pengolahan gambar di laboratorium di Kyoto University dengan menggunakan software untuk mendapatkan gambar struktur dua dimensi dan tiga dimensi dari fragmen kayu yang diteliti selama kurang lebih 3 bulan.
Lalu langkah berikutnya adalah mengidentifikasi spesies berdasarkan gambar dua dan tiga dimensi tersebut. Nah, hasil penelitian inilah yang dia tuangkan ke dalam poster.
’’Tata letak poster saya yang saya buat seinformatif mungkin sehingga terkesan menarik. Terus terang saya cukup berpengalaman dalam desain grafis, biasanya dalam organisasi mendesain poster, spanduk, tata letak majalah. Pernah berpengalaman juga bekerja part-time di salah satu unit kerja di kampus saya (Universitas Gadjah Mada) sebagai koordinator untuk Website dan Design,’’ ucapnya. (IFR/Jawa Pos)