News

Penelitian Ungkap Luas Gurun Sahara Bertambah Besar

JAKARTA – Perubahan iklim yang terjadi di bumi bertanggungjawab atas pertambahan luas Gurun Sahara selama 100 tahun terakhir. Berdasarkan sebuah penelitian baru-baru ini, luas gurun terbesar di dunia itu telah bertambah 10 persen sejak 1920.

Para peneliti dari University of Maryland mempelajari data curah hujan untuk mengukur perubahan batas gurun tersebut dan menemukan bahwa suhu musim panas yang lebih tinggi ditambah dengan musim dingin kering meningkatkan kegersangan keseluruhan tanah. Ekspansi gurun juga menimbulkan masalah bagi manusia dan ekosistem di Sahel, zona transisi antara gurun pasir dan tanah hijau yang subur di savanna di selatan.

“Tren di Afrika musim panas yang panas semakin panas dan musim hujan semakin mengering terkait dengan faktor-faktor yang termasuk meningkatkan gas rumah kaca dan aerosol di atmosfer,” kata Direktur Program dari National Science Foundation, Ming Cai sebagaimana dilansir RT, Senin (2/4/2018).

“Tren ini memiliki dampak yang parah bagi kehidupan orang-orang Afrika.”

Dalam studi yang dipublikasikan dalam Journal of Climate, para peneliti menemukan bahwa Gurun Sahara mengalami perluasan paling signifikan selama musim panas, yang memperluas gurun sebesa 16 persen sebelum berkontraksi selama musim dingin. Para ilmuwan percaya hal ini disebabkan oleh faktor-faktor yang terkait dengan perubahan iklim dan siklus iklim alami, terutama faktor terakhir yang mempengaruhi lebih dari 65 persen dari keseluruhan ekspansi sejak 1920.

“Banyak penelitian sebelumnya telah mendokumentasikan tren curah hujan di Sahara dan Sahel, tetapi penelitian kami unik karena kami menggunakan tren ini untuk menyimpulkan perubahan di gurun pasir yang membentang pada skala waktu abad,” kata penulis utama studi tersebut, Natalie Thomas.

Kekhawatiran untuk populasi manusia dan satwa liar di Sahel semakin tumbuh dengan terungkapnya penemuan ini. Penurunan curah hujan di wilayah ini terlihat paling menonjol di Danau Chad, badan air di pusat zona transisi, yang saat ini mengering.

Tim itu berharap penelitian mereka dapat digunakan untuk mempelajari gurun lain di seluruh dunia.

“Kami sudah mulai melihat tren suhu musiman di Amerika Utara, misalnya,” kata Thomas. “Di sini, musim dingin menjadi lebih hangat tetapi musim panas hampir sama. Di Afrika, sebaliknya – musim dingin tetap stabil tetapi musim panas adalah semakin hangat.”

Join The Discussion