Dikutip dari tribunnews.com, penelitian dosen dan mahasiswa Politeknik Pos Indonesia di Desa Kebonjati, Sumedang Utara, Jawa Barat, menemukan banyak potensi yang bisa menjadi dikembangkan oleh warga setempat menjadi sumber penghasilan.
Sumber-sumber yang bisa dikembangkan menjadi sumber penghasilan warga itu di antaranya potensi pariwisata di Gunung Kacapi.
Di Gunung Kacapi sering digelar lomba panjat tebing tingkat nasional. Namun, masyarakat Sumedang belum menyadari bahwa hal tersebut memiliki potensi besar untuk pariwisata dan lomba tingkat nasional yang mendatangkan banyak orang.
“Selain itu ada limbah tahu yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga, yaitu gas yang belum terdistribusi, serta masih banyak yang lain yang tidak bisa disebutkan,” ujar
Roni Andarsyah, ketua peneliti dari Politkenik Pos Indonesia, di sela diskusi Kebutuhan Pelayanan Sistem Informasi Desa yang dilaksanakan di Kantor Desa Kebonjati, Sumedang Utara, di ruang Sekretariat Desa Kabonjati, Sumedang Utara, Jawa Barat, Kamis (28/3/2019).
Roni tidak sendiri. Dia ditemani oleh M Harry K Saputra selaku anggota peneliti serta mahasiswa yang membantu proses pengumpulan data di desa.
Acara diskusi tersebut dihadiri oleh Kepala Desa, Ketua LPM, Karangtaruna, dan Tokoh Masyarakat lainnya.
Roni mengatakan, “kegiatan penelitian ini adalah salah satu tugas Tridarma Perguruan Tinggi yang wajib dilakukan oleh setiap dosen di perguruan tinggi, yang nantinya akan menjadikan para dosen lebih peduli apa yang terjadi di dunia luar tentang kebutuhan yang sampai saat ini belum di miliki.”
Dari hasil penelitian tersebut, diharapkan Desa Kebonjati dapat menjadi role model bagi desa lainnya di Sumedang. Sebab, adanya sistem informasi desa dapat memberikan informasi apa saja yang ada di desa tersebut.
Kepala Desa Kebonjati, Deddy Daryono, mengatakan, kedatangan tim Politeknik Pos Indonesia ke desanya sangat positif.
“Kami bangga dengan adnya tim Poltekpos karena ini sudah menjadi cita-cita, kami menginginkan sebuat website. Harapan kami adanya perancangan sistem informasi desa ini bisa benar-benar mendongkrak apa yang diinginkan desa secara khusus dan secara umum oleh masyarakat Desa Kebonjati,” ujarnya.
Penyebaran informasi yang dilakukan di Desa Kebonjati Sumedang saat ini masih menggunakan handphone khususnya telephone, SMS, kentongan, speaker masjid, dan surat yang didistribusikan ke warga.
Selama ini belum ada media penyebaran informasi khusus.
“Tetapi dengan adanya kegiatan ini saya sangat bersyukur dan saya sangat mengharapkan bisa berjalan dengan baik,” ujarnya.
Untuk pemeliharaan system informasi berbasis website, Deddy Daryono, akan menugaskan seseorang yang mampu di bidangnya.
“Artinya, walaupun ada kepala seksi perencanaan, apabila dinilai kurang mempuni, saya akan tugaskan karang taruna atau masyarakat yang memang mampu membidangi dalam hal ini, supaya ada kesinabungan program yang disampaikan oleh tim peneliti dari poltekpos dengan desa,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Asep Effendi, Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), mengatakan akan melibatkan semua pihat agar proses penyebaran informasi berbasis teknologi dapat berjalan.
Dia berharap kegiatan yang dilakukan tim dari Politeknik Pos Indonesia berlanjut dan berkesinambungan sesuai dengan target menjadi desa pintar.
Ketua Karang Taruna Kang Rudi menyampaikan bahwa kegiatan yang dilakukan di Desa Kebonjati sudah terdokumentasi di sosial media, khususnya Instagram.
Dokumentasi itu meliputi kegiatan kebersihan, bedah rumah, dan kegiatan lainnya.
“Tetapi masih membutuhkan media lain yaitu website yang kemungkinan nanti dapat secara langsung terkoneksi dengan smartphone karangtaruna, sehingga lebih mudah mempublikasian kegiatan di websitenya,” ujarnya.
Semangat karang taruna akan semakin bertambah dengan adanya program ini apalagi dengan adanya fasilitas untuk karta taruna.
Dengan adanya hal ini selaku ketua karta kebonjati mengucapkan terima kasih karena dapat mengajak semangat para pemuda bersama desa kebonjati agar lebih maju kedepannya.