News

Penelitian Terbaru Menduga Matahari Punya Kembaran

Jakarta — Matahari diduga tak berjumlah tunggal semenjak kelahirannya. Hipotesis terbaru menunjukkan bahwa hampir semua bintang memilki ‘saudara kembar’.

Analisis astronom dari UC Berkeley membuat model matematika untuk hipotesis tersebut. Hasilnya, mereka menemukan pola perilaku dua bintang yang saling berdekatan di jaman dulu.

Peneliti mengawalinya dengan meneliti awan kosmik Perseus yang berjarak sekitar 600 tahun cahaya dari Bumi untuk mencatat bintang tunggal dan bintang kembar. Dengan data tersebut, mereka berhasil mengumpulkan 19 sistem berbintang ganda dan 45 sistem berbintang tunggal.

Hasilnya cukup mengejutkan bagi para peneliti. Diketahui sistem berbintang ganda yang letak kedua bintangnya berjauhan, usianya lebih muda yakni di bawah 500 ribu tahun.

Sementara di sistem berbintang ganda, usia matahari lebih tua sekitar 500 ribu hingga 1 juta tahun. Namun jarak antarmatahari di sistem ini lebih dekat yaitu 200 AU (setara dengan jarak Bumi ke Matahari atau sekitar 149,6 juta kilometer).

“Ini belum pernah terlihat maupun diuji, dan sangat menarik,” kata Sarah Sadavoy yang menulis penelitian ini seperti dikutip dari Berkeley News.

Sadavoy menolak menganggap temuan ini terjadi secara acak. Ia yakin ada kaitan di antara jarak bintang dan usianya.

Setelah melalui rangkaian simulasi, tim peneliti menemukan jawaban misteri tersebut. Menurut mereka satu-satunya kemungkinan adalah semua matahari terlahir ‘kembar’.

Seiring waktu, 60 persen di antaranya akan memisahkan diri dan membentuk sistem bintang tunggal. Sementara sisanya akan saling merapatkan diri.

Kembaran Bumi yang Memusnahkan Dinosaurus

Hipotesis tersebut berlaku juga untuk Matahari yang menyinari Bumi. Ada kemungkinan ‘Nemesis’ yang sempat ramai dibincangkan puluhan tahun lalu sungguh ada.

“Kami katakan, ya, mungkin dulu ada Nemesis, dahulu sekali,” ujar Steven Stahler yang ikut menulis penelitian bersama Sadavoy.

Nemesis adalah julukan bagi kembaran Matahari di Tata Surya. Bintang satu ini disebut bertanggung jawab atas kepunahan dinosaurus. Nemesis diduga kerap melontarkan asteroid pembunuh ke arah Bumi setiap 26 juta tahun sekali. Namun teori itu memudar karena astronom di tahun 1980-an gagal mendeteksi bekas keberadaannya. (IFR/CNN)

Join The Discussion