Dikutip dari merdeka.com, berdasarkan studi Consumer Payment Attitudes yang dikeluarkan oleh Visa Inc., mayoritas masyarakat Indonesia terlihat sudah semakin siap untuk menghadapi masa depan tanpa tunai terlihat dari 82 persen responden menyatakan bahwa lebih siap bepergian tanpa membawa uang tunai.
Dari 77 persen masyarakat Indonesia memperkirakan akan semakin sering menggunakan pembayaran non tunai dalam jangka waktu 12 bulan ke depan. Selain itu, 44 persen lainnya juga meyakini bahwa masyarakat Indonesia akan melakukan pembayaran non tunai dalam kurun waktu tiga tahun mendatang.
Angka ini merupakan sebuah peningkatan dibanding hasil studi tahun lalu yang mana mayoritas responden memperkirakan jika masyarakat Indonesia akan mewujudkan tumbuh tanpa tunai dalam kurun waktu 8 hingga 15 tahun mendatang.
Presiden Direktur PT Visa Worldwide Indonesia, Riko Abdurrahman menjelaskan, alasan mengapa masyarakat Indonesia beralih dari transaksi tunai menjadi non tunai, karena mereka ingin proses pembayaran yang lebih cepat dan mudah.
“Gaya hidup non tunai dipilih oleh masyarakat Indonesia karena begitu banyak pilihan cara pembayaran yang mudah, mulai dari menggunakan kartu, teknologi nirkontak hingga pembayaran hanya melalui scan kode QR,” kata Riko, di Jakarta, Kamis (28/3).
Studi ini dilakukan pada 2018 di 8 negara Asia Tenggara diantaranya Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, Myanmar dan Kamboja yang melibatkan 4.000 responden. Di Indonesia sendiri respondennya terdiri dari laki-laki dan perempuan berusia 18 tahun ke atas yang telah memiliki pendapatan perbulannya mulai dari 3 juta ke atas.
Selain itu, pertumbuhan mobile commerce di Indonesia semakin tinggi. Hal ini dibuktikan dari 93 persen respondennya merasa semakin nyaman untuk melakukan pembayaran melalu ponsel mereka menggunakan sebuah aplikasi bukan web browser.
Meski demikian, 9 dari 10 respondennya masih merasa khawatir menggunakan mobile commerce ini karena takut informasi pribadinya saat bertransaksi tidak terjaga dengan aman.
Penelitian tersebut menjelaskan, pertumbuhan minat pembayaran menggunakan wearbles akan semakin tinggi jumlahnya mencapai 76 persen. Penggunanaan smartwatch lah yang akan banyak dipilih sekitar 53 persen hal ini karena smarwatch dinilai sebagai perangkat wearbles yang paling nyaman untuk dipakai pembayaran.
Tidak hanya itu saja, masyarakat Indonesia juga berminat akan menggunakan teknologi biometrik untuk autentik pembayarannya dimana 60 persen responden menilai teknologi pemindari jari sebagai opsi paling nyaman dan aman.