News

Penelitian Indikasikan Laba-Laba Manfaatkan Medan Listrik untuk Berayun

JAKARTA – Sejak tahun 1800-an, para ilmuwan telah mengagumi cara laba-laba berayun dengan menggunakan jaring laba-laba. Charles Darwin mencatat perilaku dari laba-laba kecil yang hinggap di HMS Beagle, dengan merayapi benang sutra. Ia berpikir makhluk ini mungkin memanfaatkan arus naik yang dihasilkan panas yang memungkinkannya berayun dari satu tempat ke tempat lain, namun penelitian baru menunjukkan penyebab yang sama sekali berbeda.

Erica Morley dan Daniel Robert dari University of Bristol di Inggris tertarik untuk mempelajari penjelasan lain terkait kemampuan dari laba-laba ini. Mereka berpikir kemungkinan laba-laba memiliki indera untuk mendeteksi keberadaan medan listrik statis di udara.

“Sudah ada beberapa studi yang mengamati bagaimana pergerakan udara dan angin memungkinkan laba-laba berayun dari satu tempat ke tempat lain, namun hipotesis terkait listrik statis belum pernah diuji,” ujar Morley kepada VOA.

Beberapa pengamat mengutarakan kemungkinan medan listrik statis ini adalah alasan mengapa benang laba-laba yang berjuntai yang dimanfaatkan laba-laba untuk mengapung di udara tidak menjadi kusut. Pakar biologi Kimberley Sheldon dari University of Tennessee di Knoxville, yang tidak ikut serta dalam penelitian baru ini, memaparkan meskipun “laba-laba ini memiliki lima atau enam benang laba-laba, namun semua benang sutra ini tidak menjadi kusut. Jadi untuk sementara kita mengetahui kemungkinan listrik statis paling tidak berinteraksi dengan laba-laba itu, dan dengan benang-benang sutra itu sendiri, sehingga tidak terjadi kekusutan.”

Morley dan Robert menciptakan sebuah kotak dengan lempengan logam yang dipasang arde di bagian bawah dan sebuah lempengan logam di bagian atas yang memungkinkan arus listrik mengalir di antara keduanya. Para ilmuwan kemudian menempatkan laba-laba di dalam kotak dan menyalakan aliran listrik, sambil mengamat reaksi mahluk ini terhadap medan listrik.

Reaksi terhadap arus listrik

Saat medan listrik terjadi, laba-laba mengangkat perutnya ke udara dan mulai berjinjit dengan mengangkat bagian ujung kaki-kakinya. Morley mengatakan pada VOA laba-laba hanya berjinjit sesaat sebelum mereka melepaskan benang sutra untuk berayun menjauh, dalam sebuah proses yang disebut penggelembungan.

Dan saat laba-laba menggelembung dan berayun ke udara, dengan memutus aliran listrik akan menyebabkan hewan itu untuk mendarat.

Sheldon membandingkannya dengan menggosokkan balon ke bahan pakaian yang kita kenakan. “Apabila anda mendekatkan balon ke kepala anda, rambut-rambut di kepala anda akan berdiri. Hal seperti itulah yang terjadi dengan sutra yang dikeluarkan laba-laba.”

Jelas laba-laba mampu mengendus keberadaan medan listrik statis di sekitarnya dan bereaksi dengan melepaskan benang sutranya, namun Morley dan Robert ingin tahu caranya.

“Sebagai pakar biologi bidang peginderaan, saya sangat ingin memahami sistem penginderaan apa yang mereka gunakan untuk mendeteksi keberadaan medan listrik,” ujar Morley. “Kita memahami mereka memiliki bulu-bulu yang sangat sensitif yang bisa terpengaruh dengan adanya pergerakan udara atau bahkan suara. Jadi saya pikir mungkin mereka memanfaatkan bulu-bulu yang sama ini untuk mendeteksi keberadaan medan listrik.”

Ini persis dengan apa yang ia amati. Bulu-bulu halus di sepanjang kaki-kaki laba-laba bereaksi tidak hanya terhadap apa yang dirasakan secara fisik seperti angin namun juga terhadap keberadaan medan listrik. Di alam, masuk akal apabila laba-laba mampu merasakan keberadaan medan listrik statis di sekitar mereka selain juga kondisi angin. Kemungkinan laba-laba memanfaatkan keduanya saat berayun dan menjelajah di udara.

Pakar matematika, Longhua Zhao, dari Case Western Reserve University di Cleveland telah menciptakan model komputer tentang cara laba-laba menggelembung. Ia mengatkan pada VOA, “Saya rasa baik medan listrik dan mekanika fluida [dari aliran udara] penting sifatnya. Jelas mereka memainkan peran yang sangat penting. Namun, saat ini kita belum mengetahui mana faktor yang dominan.”

Peneliti utama, Morley, memaparkan laba-laba bukan satu-satunya invertebrata yang mampu menggelembung. “Ulat dan tungau laba-laba, yang tergolong sebagai arachnida namun bukan laba-laba, juga dapat menggelembung.” Morley berharap para peneliti lain akan melanjutkan penelitiannya untuk mengamati apakah hewan-hewan lainnya ini juga bereaksi dengan cara yang mirip dengan laba-laba.

Join The Discussion