Dikutip dari detik.com, tim peneliti dari Universitas Ahmad Yani (Unjani) Cimahi membuat lapisan (membran) penyaring limbah yang terbuat dari sayuran busuk seperti terong, kentang dan pisang. Membran organik ini diklaim jauh lebih ramah lingkungan dan murah daripada penyaring bahan kimiawi.
Ketua Peneliti Dr Anceu Murniati yang juga Kepala LPPM Unjani mengatakan membran tersebut pernah diujicobakan di instalasi pembuangan air limbah (IPAL) Cisirung, Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung.
Saat didemonstrasikan di hadapan awak media, membran tersebut dipasang pada palet yang memiliki tiga slot. Air keruh yang terpapar limbah B3 kemudian disedot ke dalam tabung yang telah dipasangi palet sebelumnya.
Hasilnya positif, limbah yang berbahaya berkurang drastis. Selain itu air yang telah melewati proses penyaringan berwarna lebih bening.
“Membran ini menjadi semacam mikrofiltrasi, karena ada enzim kentang, terong dan pisang. Biasanya kalau pakai yang dari bahan kimia, limbah fenol sedikitnya masih merembes melalui kasa baja,” kata Anceu di Gedung Rektorat Unjani belum lama ini.
Di samping itu, produknya pun bisa menjadi alternatif penggunaan penyaring berbagan polimer yang tak hanya ongkosnya tinggi, namun juga memiliki efek samping bagi lingkungan. Sementara membran organik ini cenderung aman karena terbuat dari sayuran busuk.
“Kalau membran polimer itu enggak ada enzim lain yang disisipi. Kalau pakai membran ramah lingkungan ini disisipi enzim sayuran dan buah-buahan busuk atau kandungan PPO yang mengurangi kadar fenol,” ucapnya.
Penelitian yang melibatkan mahasiswa ini juga telah dikembangkan oleh Anceu dan timnya sejak 2009 lalu. Teranyar, Anceu mengembangkan membran penyaring dari cangkang udang.
“Sejak 2009 hingga sekarang, kami terus mengembangkan produk membran ini. Sempat produk ini juara 1 lomba teknologi tepat guna di Cimahi kategori perguruan tinggi,” katanya.
Ia berharap produk dari hasil risetnya bisa memberikan manfaat bagi industri di Indonesia, khususnya di wilayah Cimahi dan sekitarnya. “Untuk industri farmasi di Cimahi masih banyak yang belum memenuhi ambang batas (limbah) yang direkomendasikan,” katanya.