News

Peneliti Temukan Sel yang Bisa Membuat DNA Muda Kembali

MELBOURNE — Para ilmuwan sekarang mengatakan berhasil menemukan bagaimana sel bisa memperbaiki DNA yang rusak. Penemuan ini bisa membantu anak-anak yang mengalami kanker ketika masih kecil dan bahkan membantu NASA mengirimkan astronaut ke Planet Mars.

“Selama abad ke-20 kita sudah mengetahui bagaimana fungsi sel untuk memperbaiki DNA semakin menurun seiring berjalannya waktu, itulah sebabnya kita menjadi tua, dan juga alasan utama mengapa kita mengidap kanker,” kata Professor David Sinclair dari University of New South Wales di Australia dan Harvard di Amerika Serikat.

“Jadi sekarang kita menemukan mengapa hal tersebut terjadi.”

Sekarang penemuan mereka sudah dimuat di journal Science, para ilmuwan internasional ini menemukan adanya vitamin yang diksebut NAD+ yang mengatur interaksi dalam perbaikan DNA.

Para ilmuwan tersebut mengatakan, dalam percobaan yang dilakukan, tikus yang diberikan tambahan vitamin NAD+ bernama NMN, sel dalam tubuhnya lebih bagus dalam memperbaiki kerusakan DNA yang disebabkan karena radiasi dan penuaan.

“Kami menggunakan tikus yang berusia sekitar 20 bulan, yang usianya sama seperti manusia yang berumur antara 60-70 tahun. Ketika kami memberikan NMN dan kami menemukan, banyak aspek penuaan jadi berbalik,” kata Prof Sinclair.

“Proses perbaikan DNA kembali ke tingkat muda, dan mereka lebih rentan terhadap radiasi, dan karenanya lebih terlindung dari proses penuaaan dan juga kanker.”

“Pada dasarnya proses penuaaan yang kami perhatikan sekarang menjadi berbalik dalam waktu seminggu jadi kami kami sangat tertarik untuk mengetahui apakah proses ini akan juga terjadi pada manusia ketika kami melakukan uji coba dalam beberapa bulan mendatang.”

Uji coba terhadap manusia dalam penggunaan NMN ini akan dilakukan di Boston (Amerika Serikat) dalam enam bulan mendatang. “Dan ketika itu nanti kita melangkah ke penelitian lebih serius di Amerika Serikat dan Australia,” kata Prof Sinclair.

“Kita akan melihat seberapa cepat orang berjalan, seberapa kuat fisik mereka, dan tentu saja setelah itu kita akan memasarkan molekul ini sebagai obat untuk mengobat penyakit seperti kanker, Alzheimers atau diabetes.”

Profesor Sinclair dan sejawatnya Dr Lindsay Wu sedang berusaha membuat NMN ini menjadi obat.

Misi ke Planet Mars

Lembaga antariksa Amerika Serikat NASA sangat tertarik dengan proyek ini, karena mereka sedang berusaha mengirimkan astronot ke Planet Mars, perjalanan yang memerlukan waktu dua tahun, dimana para astronot akan terkena radiasi yang serius.

University of New South Wales mengatakan dalam perjalanan ke Mars tersebut, mereka memperkirakan lima persen dari sel para astronaut akan mati, dan mereka memiliki 100 persen kemungkinan terkena kanker.

“Ini adalah hal yang mengerikan karena radiasi kosmik ini akan bisa masuk ke dalam wahana mereka dan menyebabkan kerusakan DNA serius, jadi solusi satu-satunya saat ini adalah membuat dinding yang lebih tebal di lapisan luar wahana mereka,” kata Wu.

“Kami sudah mendapatkan kontrak dari NASA dan terapi mudah-mudahan sudah tersedia dalam misi ke Mars karena para astronaut akan melakukan perjalanan selama dua tahun sekali jalan.”

Penemuan ini juga akan bisa membantu para penyintas kanker anak-anak, yang menderita apa yang disebut Wu sebagai “percepatan penuaan”.

“Sampai belakangan ini, kita tidak banyak mengetahui mengenai kesehatan para penyintas kanker anak-anak ini, karena tidak banyak yang mampu bertahan hidup,” katanya.

“Jadi kesehatan, kesehatan jangka panjang para penyintas kanker ini adalah perhatian kami jadi penemuan ini penting adalah pada kemampuan memperbaiki DNA setelah adanya terapi radiasi,” kata Prof Sinclair. (IFR/Republika.co.id)

Join The Discussion