Jakarta – Kemampuan menyelesaikan soal matematika pada anak akan meningkat apabila mereka melibatkan gerak tubuh. Penelitian ini dilakukan Departemen Nutrisi, Gerak, dan Olahraga Universitas Copenhagen, Rabu, 8 Februari 2017.
Proyek ini meneliti apakah cara belajar matematika yang berbeda mengubah cara anak-anak menyelesaikan soal matematika. Mereka menggunakan alat yang dipasang di kepala untuk merekam aktivitas otak selama menyelesaikan masalah matematika.
Penelitian dilakukan di Sekolah Reformasi di Denmark, yang menekankan pada aktifitas fisik selama tahun dasar dan menengah pertama. Para peneliti juga telah meneliti efek dari berbagai jenis pembelajaran matematika sekolah dasar.
Hasilnya menjelaskan banyak anak mengalami peningkatan dalam matematika bila melibatkan gerak tubuh.
“Anak-anak lebih banyak belajar jika mereka bergerak dan menggunakan tubuhnya untuk sarana belajar,” kata kepala peneliti di Departemen Nutrisi, Gerak, dan Olahraga Universitas Copenhagen, Jacob Wienecke.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa kegiatan fisik yang rendah bisa efektif apabila melibatkan gerakan tangan.
Setelah melakukan percobaan selama enam minggu, nilai semua anak meningkat saat mengerjakan 50 pertanyaan ujian nasional. Anak yang diinstruksikan untuk melakukan aktivitas fisik mendapat nilai terbaik. Kinerja mereka meningkat sebesar 7,6 persen.
Hasil tersebut menunjukkan cara belajar ini memberikan banyak manfaat untuk mereka. Sedangkan cara belajar lama tidak memberikan banyak manfaat.
“Cara belajar jenis baru ini penting untuk diingat. Sekolah harus mulai menggabungkan aktivitas fisik selama pembelajaran dengan tujuan meningkatkan motivasi dan kesejahteraan dalam belajar kepada semua anak. Namun harus tetap memperhitungkan kemampuan tiap anak yang berbeda,” ujar Wienecke.
Saat ini para peneliti sedang menyelidiki bagian otak yang terlibat dalam berbagai strategi pembelajaran. Pada waktu yang sama, peneliti akan menguji dampak positif dari cara belajar baru ini pada keterampilan lain, seperti membaca. (IFR/Tempo.co)