Mamalia memiliki rentang usia yang berbeda satu sama lain. Manusia, misalnya, cenderung punya angka harapan hidup di kisaran usia 70-an hingga 90-an. Namun, mamalia lain belum tentu mencapai umur selama itu. Badak yang punya ukuran 20-30 kali ukuran manusia biasanya hanya bertahan sampai usia 40-an.
Simpanse, kerabat terdekat kita, tidak hidup lebih dari 50 tahun. Tidak pernah ada alasan yang jelas atas perbedaan ini. Namun sebuah studi yang dipublikasikan pada Senin, (18/6/2018) lalu menawarkan satu kemungkinan jawaban. Peneliti menemukan jika ukuran sel pankreas mamalia di usia dewasa tampaknya berkorelasi negatif dengan umur panjang. Atau dengan kata lain, semakin besar sel pankreas suatu spesies, maka akan semakin pendek umurnya.
Yuval Dor, peneliti dan seorang ahli biologi molekuler, mempelajari sel pankreas tikus yang baru lahir dengan mikroskop. Saat itu, dia tidak bisa membedakan satu sel pankreas dengan yang lain pada bayi tikus. Setelah menyelidiki lebih lanjut, dia dan timnya menyadari bahwa hal ini karena sel-sel yang ada jauh lebih kecil dari yang diperkirakan.
Hal ini menunjukkan jika sel tidak hanya bertambah banyak seiring umur tikus, tetapi juga berkembang sejalan dengan ukuran spesies. Peneliti juga mencari catatan ukuran sel pankreas mamalia lainnya sebagai perbandingan. Setelah menganalisis catatan sel dari 23 spesies lain, termasuk badak, sapi, kelelawar buah dan manusia; mereka lantas menyadari bahwa tidak semua pankreas diciptakan sama. Beberapa terdiri dari banyak sel kecil dan yang lain terdiri dari sel-sel besar dengan jumlah yang lebih sedikit.
Ukuran sel bervariasi dari 4.288 mikrometer kubik hingga 457 mikrometer kubik. Sementara itu, sel pankreas manusia berada di tengah-tengah, sekitar 1.031 mikrometer kubik.
Setelah mengamati data-data ini secara keseluruhan, para peneliti melihat sebuah pola. Jika membandingkan mamalia yang kira-kira ukurannya sama ketika dewasa, mamalia yang memiliki lebih banyak sel pankreas kecil hidup lebih lama. Sementara kebalikannya, mamalia dengan sel pankreas yang lebih besar akan makin pendek umurnya.
Temuan lainnya juga menyebut bahwa sel pankreas yang lebih besar merupakan hasil dari pematangan seksual yang lebih cepat. Contohnya dalam kerajaan hewan, spesies berusia muda bisa tumbuh dengan cepat. Rekor ini milik ikan Killi yang hidup di genangan air di Afrika. Ikan ini bisa bereproduksi hanya 17 hari setelah menetas. Sementara itu, manusia membutuhkan hampir satu dekade untuk mencapai kematangan seksual.
Usia kematangan seksual suatu spesies merupakan juga indikator lain dari umur panjang. Mayoritas mamalia tidak akan hidup setelah masa subur mereka berakhir. Manusia, paus pembunuh, dan paus pilot merupakan beberapa mamalia yang diketahui hidup cukup lama untuk mengalami menopause. Dor dan rekan-rekannya berpendapat bahwa persiapan biologis yang diperlukan untuk siap bereproduksi begitu memberatkan. Itu benar-benar memakan waktu bertahun-tahun dari masa hidup hewan sendiri.
Nah, ketika tubuh mamalia sedang mempersiapkan reproduksi, sel pankreas mulai menghasilkan lebih banyak protein yang disebut mTOR. Protein ini juga menyebabkan sel-sel bertambah besar. Jika ada banyak mTOR selama awal kehidupan spesies, maka kemungkinan akan tumbuh sel yang lebih besar dan siap untuk bereproduksi lebih cepat. Namun di sisi lain, sel-sel juga tampak menua lebih cepat.
“Tumbuh dengan cepat berarti Anda mungkin memiliki kesempatan untuk berpasangan lebih cepat, tetapi kemudian mati tak lama setelahnya,” papar Dor. Teori ini memang belum diuji, namun Dor dan timnya menawarkan kemungkinan penjelasan mengapa beberapa mahluk menjadi tua lebih cepat daripada yang lain. (IFR/Kompas.com)