News

Peneliti LIPI: Mikroplastik Berdampak pada Kerusakan Karang

Jakarta – Banyak faktor yang dapat mengakibatkan kerusakan karang di lautan, termasuk mikroplastik. Menurut peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), meskipun mikroplastik bentuknya kecil, tapi bisa melukai karang.

“Mikroplastik akan diambil oleh tentakel karang dan dimakan secara langsung oleh karang, karena tidak bisa membedakan antara makanannya dan plastik. Dampaknya, antar berbagai jenis karang juga berbeda-beda,” ujar Peneliti dari Pusat Penelitian Oseonografi LIPI Muhammad Reza Cordova, kepada Tempo melalui pesan singkat, Jumat, 26 Oktober 2018.

Menurut laporan status terumbu karang 2017 Pusat Penelitian Oseonografi LIPI, di bagian barat Indonesia terdapat 145 terumbu karang yang berstatus jelek dengan persentasi 33,33 persen dan sangat baik hanya 39 dengan persentasi 8,97 persen.

Di bagian tengah Indonesia ada 151 terumbu karang dalam kondisi jelek dengan persentasi 37,1 persen dan sangat baik jumlahnya 20 saja dengan persentasi 4,91 persen.

Dampak dari mikroplastik, kata Reza, bermacam-macam, khususnya untuk karang pembangun terumbu. Misalnya, ada yang hanya meningkatkan produksi lendir mukus. “Sebagai salah satu proteksi karang terhadap masuknya mikroplastik, sama kayak manusia ketika kena flu banyak dahak di tenggorokan,” ujarnya.

Selain itu, menurutnya, ada juga pengaruh kerusakan jaringan, bleaching atau pemutihan karang, hingga pertumbuhan berlebih dari karang tersebut. “Tapi dari ciri tersebut, dampaknya ya akan merusak karang, apalagi jika jumlah mikroplastik semakin banyak di laut,” kata dia.

Sementara di bagian timur Indonesia terdapat 78 terumbu karang dalam kondisi jelek dengan persentasi 35,1 persen dan sangat baik jumlahnya 9 dengan persentasi 4,05 persen.

Secara keseluruhan kondisi karang Indonesia jika dipersentasikan adalah 35,15 persen dalam kondisi jelek dan sangat baik hanya 6,39 persen saja.

Menurut Reza, mikroplastik juga bisa menjadi sarana pembawa mikroba yang berbagai untuk karang. Meskipun tipis, mikroplastik dapat melukai karang secara langsung, karena bisa membuat luka seperti pisau pada jaringan karang, dan akan memberikan infeksi akibat dari bakteri yang nempel di mikroplastik.

“Untuk saat ini yang bisa dilakukan adalah mengurangi konsumsi plastik apapun, apalagi plastik sekali pakai,” lanjut Reza. “Melakukan pembersihan plastik di kawasan pesisir dan laut juga jadi salah satu opsi. Yang paling penting menekan supaya semua sampah tidak dibuang langsung ke lingkungan.”

Reza mengatakan masyarakat harus bisa melihat sampah, terutama plastik, yang akan berakhir di laut. Akibatnya ekosistem terumbu karang terganggu, ikan berkurang, makanan semakin sedikit. Plastik yang dibuang ke alam, kata dia, akan kembali masuk ke dalam tubuh, jadi malah bisa membahayakan kesehatan manusia.

“Ada alternatif untuk menyaring air laut sehingga partikel mikroplastiknya bisa diambil. Tapi risikonya plankton dan larva ikan juga dapat terjerat filternya. Utamanya tetap mengurangi plastik dari sumbernya,” kata Reza. (IFR/Tempo.co)

Join The Discussion