Jakarta – Penggunaan kontrasepsi atau kerap dikenal pil KB selama ini lebih banyak diserukan bagi perempuan. Di Indonesia sendiri, program Keluarga berencana (KB) memang seakan hanya merengkuh wanitanya. Publik lebih sering mendengar pil kontrasepsi atau KB spiral atau T dan semuanya untuk wanita. Padahal, angka kelahiran tak terencana cukup tinggi dan perlu ada usaha untuk menekan baik dari wanita maupun prianya.
Beranjak dari fakta itu, tiga orang peneliti dari Universitas Minnesota, Amerika Serikat melakukan penelitian akan kemungkinan adanya pil KB pria yang efektif. Tiga peneliti tersebut, Gunda Georg, Jon Hawkingson dan Shameem Syeda menemukan ouabain, ekstrak tanaman asal Afrika yang dinilai bisa digunakan sebagai bahan pembuatan pil kontrasepsi pria.
Bagi masyarakat Afrika, ouabain biasa digunakan para pemburu sebagai racun panah mereka. Racun ini efektif untuk menghentikan detak jantung buruan maupun musuh mereka. Bagaimana zat ini bisa digunakan untuk pembuatan pil kontrasepsi?
Bekerjasama dengan Gustavo Blanco dari Universitas Kansas, mereka bertiga berhasil mendapat ouabain untuk riset. Selama 10 tahun, ouabain dipelajari dengan harapan ia akan memberi jalan untuk kontrasepsi bagi pria.
Ouabain sendiri memang bukan pilihan utama awalnya, karena ia menyerang unit protein pada jaringan jantung. Namun, di samping itu juga mampu mempengaruhi unit penyalur tipe lain, yakni alpha4 yang ditemukan pada sel sperma. Protein ini diketahui penting terkait kesuburan, setidaknya pada tikus jantan. Ketiga peneliti pun mencoba untuk mendesain ouabain analog yakni versi molekul yang hanya menyerang alpha4 bukan jaringan jantung.
Setelah dicoba pada tikus, ouabain versi baru ini efektif untuk menekan kinerja alpha4 sel sperma. Ouabain berpengaruh pada kemampuan sperma untuk berenang. Kemampuan satu ini mutlak penting bagi sperma untuk membuahi sel telur. Selain itu, ouabain juga tidak beracun untuk tikus.
Terobosan pil KB pria
Dilansir dari laporan Cosmopolitan, hasil temuan modifikasi ouabain disebutkan jadi pintu menuju pil kontrasepsi bagi pria. Namun masih perlu sekian proses hingga pil tersedia di apotek-apotek. Setelah berhasil menurunkan kemampuan sel sperma, studi berikutnya bakal fokus pada efektivitas komponen sebagai kontrasepsi pada hewan. Mereka perlu membuktikan bahwa komponen memang benar-benar menurunkan pembuahan sel telur.
Kemudian, peneliti harus melakukan uji klinis sebagai uji standar bagi obat sebelum diproduksi termasuk keamanan obat bila dikonsumsi manusia. Tim dilaporkan telah menjalani uji pada hewan percobaan, dan diharapkan dalam lima tahun ke depan bisa melakukan uji klinis pada manusia.
Temuan akan pembuatan pil KB pria ini diyakini akan menjadi harapan baru bagi pasangan. Berhubung hingga saat ini, diketahui pil kontrasepsi lebih banyak tersedia untuk wanita sejak 1960. Pria hanya punya dua pilihan, yakni kondom atau vasektomi. Namun, hanya 30 persen saja pria yang menggunakan kontrasepsi dan 70 persennya dieksekusi wanita. Sementara, prosedur vasektomi yang efektif menekan kelahiran, karena ‘memutus’ jalan sperma dari testis menuju penis secara permanen, tak banyak dijalani pria.
Pilihan lain yang memungkinkan bagi pria ialah pil kontrasepsi. Namun, jika pil kontrasepsi hormonal, ada beberapa efek samping yang cukup mengkhawatirkan. Penggunaan pil kontrasepsi hormonal berpotensi mengakibatkan kenaikan berat badan, perubahan libido, serta menurunkan kadar kolesterol baik sehingga ada risiko terkena penyakit kardiovaskular.
Versi baru ouabain atau ouabain analog jadi pilihan pil kontrasepsi nonhormonal. Ada harapan penggunaan pil ini di kemudian hari bisa efektif tanpa menimbulkan efek samping. (IFR/CNNIndonesia.com)