Tidak semua baterai mentenagai mobil listrik atau menyimpan energi dari sumber terbarukan. Dilansir dari CleanTechnica (20/8), beberapa memberikan sejumlah kecil daya untuk mengoperasikan LED atau sensor medis, fungsi yang dapat membuat perbedaan penting bagi orang yang tinggal di daerah terpencil yang jauh dari jaringan listrik.
Pada konferensi American Chemical Society, para peneliti dari State University of New York di Binghampton akan mempersentasikan karya mereka pada beterai kertas inovatif yang ditenagai oleh bakteri.
“Kertas memiliki keunggulan unik sebagai bahan untuk biosensor. Bahan ini berbiaya terjangkau, sekali pakai, fleksibel, dan memiliki luas permukaan yang tinggi. namun, sensor mutakhir membutuhkan catu daya. Baterai komersil terlalu boros dan mahal, dan mereka tidak dapat diintegrasikan ke dalam substrat kertas. Solusi terbaik adalah bio-baterai berbasis kertas,” kata peneliti Seokheun Choi kepada Science Daily.
Biosensor berbasis kertas sudah ada untuk mendeteksi penyakit, memantau kondisi kesehatan, dan mendeteksi kontaminan lingkungan tetapi memiliki akses ke sumber daya eksternal secara signifikan akan meningkatkan kemampuan diagnostik. Pencarian baterai murah dan sekali pakai untuk memasok daya yang dibutuhkan itulah yang mendorong Choi dan timnya untuk mengejar pencarian mereka demi mengembangkan baterai kertas murah yang ditenagai bakteri.
Baterai kertas tersebut dibuat dengan mencetak lapisan tipis logam dan bahan lain ke permukaan kertas diikuti dengan menambahkan lapisan exoelectrogen kering beku – jenis khusus bakteri yang mentrasfer elektron melalui dinding sel mereka. Ketika elektron-elektron tersebut melakukan kontak dengan elektroda eksternal, mereka menciptakan energi listrik yang cukup untuk mentenagai baterai.
Bakteri diaktifkan oleh sejumlah kecil air. Bahkan air liur dapat membuat bakteri hidup dalam hitungan menit. Seperti semua penemuan labolatorium, baterai ini masih perlu perbaikan dan optimalisasi agar dapat digunakan masyarakat luas.
Bakteri tersebut saat ini dapat bertahan hidup sekitar 4 bulan dalam keadaan beku.Para peneliti terus mencari cara untuk memperpanjang umur simpan baterai kertas beru. Choi telah mengajukan paten untuk baterai tersebut dan mencari mitra industri untuk dijadikan komersil. Penelitian sejauh ini telah didanai oleh National Science Foundation, Office of Naval Research, dan Research Foundation untuk State University of New York. (IFR/Tek.id)