News

Peneliti ITB Seriusi Kembangkan Robot ‘Kecoa’

BANDUNG – Proyek robot berbentuk kecoa semakin dekat direalisasikan dalam kehidupan nyata.

Saat ini, proyek tersebut tengah dikembangkan oleh peneliti di Institut Teknologi Bandung (ITB).

Layaknya sebuah kecoa, cover robot itu berwarna cokelat gelap.

Tak hanya warnanya yang mirip, cover robot tersebut juga memiliki kaki-kaki dan antena yang menyerupai aslinya.

Ketua tim penelitian robot tersebut adalah Augie Widyotriatmo ST MT, Ph D dari KK Instrumentasi dan Kontrol, Fakultas Teknologi Industri dibantu mahasiswa S1 dan S2 ITB.

Pengembangannya dilakukan di Laboratorium Instrumentasi dan Metrologi Fakultas Teknologi Industri.

Satu di antara beberapa peneliti yang terlibat, Muhammad Hablul Barri mengatakan, robot itu dikembangkan untuk kegiatan oprasi intelijen senyap.

Kehebatannya, robot tersebut nantinya bisa melakukan penyadapan dan pengintaian seperti halnya di film-film.

“Pengembangan robot tersebut didasarkan pada belum adanya teknologi robot berbentuk serangga yang dipasarkan kecuali hanya untuk kapasitas mainan,” ujarnya saat ditemui pada acara ITB-CEO Net Techonopreneurship Festival 2018 di Aula Barat ITB, Selasa (18/9/2018),

Muhammad mengatakan, kebutuhan atas teknologi pemantauan senyap, sudah sangat nyata dibutuhkan.

Pasalnya, teknologi luar negeri dalam hal ini tidak dapat digunakan sebab menyangkut kerahasiaan informasi dan untuk menjaga integritas lembaga dan kekuatan intelijen suatu negara.

“Dengan mengembangkan teknologi robot serangga yang membawa sistem pemantauan, maka peralatan intelijen nasional dapat mandiri dan mempunyai dampak yang besar pada intelijen,” kata mahasiswa S2 Instrumentasi dan Kontrol ITB itu.

Secara fungsi, lanjutnya, robot ini sudah diujicobakan.

Kendati demikian, jika ditempatkan ke dalam cover atau cangkang berbentuk kecoa, mesin robot itu masih dalam tahap pengembangan.

“Jadi kita belum bisa cover dengan body yang ini, jadi paling mungkin bulan depan kita coba rencanakan casingnya atau cover-nya itu bagaimana. Pokoknya targetnya akhir tahun kita selesai. Jadi masih dalam pengembangan,” ujarnya.

Muhammad menjelaskan, di dalam robot kecoa tersebut, ada alat nano controller, single bot computer (komputer mini), wifi, dan bluetooth.

Selain itu, robot itu juga dilengkapi dengan input-output, motor, sensor, kamera lima megapiksel yang bisa autofocus, dan mikrofon untuk penyadapan suara.

“Kita lengkapi dua motor sebagai penggerak, dan komunikasi antara robot satu dan robot lainnya menggunakan wifi yang sudah terkoneksi,” katanya.

Ke depannya, robot tersebut akan diperkecil karena ukuran saat ini terlalu besar untuk dijadikan alat pengintai.

Namun, karena ada keterbatasan yang pengembangan cukup sulit dilakukan.

Misalnya adalah alat-alat tersebut harus dibuat sekecil mungkin dengan fungsi yang kompleks.

“Inginnya kalo jadi, kita pakai aplikasi face tracking yang kita kasih data input wajah yang ingin diikuti, lalu dikunci, lalu diikuti oleh robot kecoa ini, dalam pengintaiannya sebenarnya kecoa ini mencari lokasi di pojok sehingga tidak terlihat di tengah-tengah keramaian,” kata Muhammad. (IFR/Tribunnews.com)

Join The Discussion