Dikutip dari beritasatu.com, sebuah kolaborasi antara ilmuwan Indonesia dan Inggris untuk mempersiapkan komunitas pesisir menghadapi dampak perubahan iklim sejak dini berhasil memenangi sebagian pendanaan dari Newton Prize dengan nilai total Rp 18 miliar. Pemenang diumumkan dalam acara Newton Prize Award di Jakarta, Selasa (14/1/2020).
Penelitian tersebut dipimpin Dr Harkunti Rahayu dari Institut Teknologi Bandung dan profesor Richard Haigh dari University of Huddersfield. Penelitian ini didanai bersama oleh Indonesia dan Inggris melalui Newton Fund, difasilitasi oleh British Council dan Kementerian Riset dan Teknologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemristek/BRIN).
Dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi disebutkan, perubahan iklim meningkatkan frekuensi dan dampak peristiwa cuaca ekstrem, seperti tsunami dan musibah banjir yang baru saja menimpa sejumlah wilayah di Indonesia. Bersama tim peneliti, Harkunti Rahayu dan Richard Haigh telah mengembangkan strategi baru untuk melindungi rumah, bisnis, dan infrastruktur di daerah perkotaan pesisir dengan lebih baik. Tim ini menggabungkan dua pendekatan berbeda–pengurangan risiko bencana dan adaptasi perubahan iklim–guna mengembangkan strategi baru terpadu yang dapat dimasukkan ke dalam rencana pembangunan Indonesia.
Para peneliti juga mengevaluasi kesiapsiagaan tsunami di Indonesia dan negara-negara lain di Samudra Hindia, yang hasilnya kemudian membantu penentuan prioritas bagi dua institusi, yaitu Komisi Oseanografi Antar Pemerintah UNESCO dan Kelompok Koordinasi Antar Pemerintah untuk Peringatan Tsunami Samudera Hindia.
Penelitian ini adalah contoh kerja sama internasional dalam sains dan inovasi dapat mengatasi tantangan utama di dunia. Hasil penelitian ini dapat disesuaikan untuk digunakan di negara dan wilayah lain yang berisiko terhadap dampak perubahan iklim, termasuk di Inggris.